Bekasi - Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, sampai saat ini masih belum membuat kebijakan tentang berlakunya kembali sekolah tatap muka. Dimana Sekolah tatap muka sudah tidak dilaksanakan sejak berlakunya, Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.
Akibatnya sekolah tatap muka takkunjung di laksanakan oleh pemerintahan, sehingga para orang tua murid, khususnya anak Sekolah Dasar (SD) mengeluh karena adanya belajar online ini. Sebagaimana yang di sampaikan oleh salah satu orang tua murid.
"Ia menyampaikan bahwasanya pembelajaran online untuk anak Sekolah Dasar (SD), terkhusus untuk anak kelas 1 s/d 3, pembelajaran yang dilakukan sangatlah tidak efektif dan anak menjadi lebih banyak bermain dibandingkan belajar. Sehingga materi yang di berikan oleh guru sekolahnya tidak bisa di pahami,"ucap Ibu Umi (42) Seorang Ibu Rumah Tangga, di Bekasi Selatan, Jumat (23/07/2021).
Lebih lanjut, Ibu Umi juga mengatakan, "bahwa dengan adanya pembelajaran online ini pekerjaannya dirumah untuk sehari-hari lebih repot dari biasanya. Belum lagi ada kendala yang saya alami pada saat mengajarkan anak saya, seperti anak tidak mau belajar, karena kemauannya tidak bisa di turuti dan masih banyak lagi, hal-hal yang membuat saya semakin repot di pagi hari," tuturnya.
Saking pusingnya, Ibu Umi menghadapi anaknya yang susah sekali untuk belajar, "beliau terkadang mengambil jalan pintas dengan mengisi sendiri tugas-tugas anaknya yang tidak mau belajar," ucapnya sambil tertawa.
Perlu diketahui hingga saat ini, Kemendikbud Nadiem Makarim masih belum juga membuka pembelajaran tatap muka untuk wilayah Jabodetabek. Walupun ada rencana pada bulan Juli 2021 untuk membuka kembali sekolah agar bisa belajar tatap muka, akan tetapi karena adanya lonjakan angka kasus Positif Covid-19 di wilayah Jabodetabek, sehingga rencana itu tak bisa di realisasikan.
Dan Ibu Umi berharap, "kalau pembelajaran online ini bisa di selesaikan secepatnya dan sekolah dibuka kembali untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Karena kalau begini terus akan berdampak pada pengetahuan anak yang enggan untuk memperdulikan persoalan pendidikan," tutupnya.
