Mohon tunggu...
Mas Zen
Mas Zen Mohon Tunggu... lainnya -

Nama lengkap ahmad zainul ihsan arif biasa dipanggil maszen. Mencoba menceritakan kehidupan yang dilihat oleh mata dan batin. Menulis apa yang diyakini untuk disharing. website

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartun dan Anekdot Kritik Penguasa makin marak beredar di Facebook

31 Oktober 2009   17:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29 4477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO_PROKLAMATOR_DIEDIT

Kartun dan anekdot sering muncul atas kekesalan terhadap ulah penguasa negara yang tak pernah berhenti membuat keonaran-keonaran. Belum selesai keonaran masalah BLBI, muncul keonaran Bank Century yang kini Berubah Jadi Bank Permata muncul lagi keonaran kriminalisasi KPK, dan keonaran-keonaran yang lain yang tak kalah serunya. Praktik-praktik korupsi, politikus hitam, pejabat korup, pejabat korup terliat semakin merajala rela di mata jama’ah fesbukiyah. Salah satu facebooker rela menghabiskan waktu beberapa jam untuk mengedit sebuah foto peristiwa ketika soekarno-hatta membacakan teks proklamasi. Foto pembacaan proklamasi yang khidmad berubah suasana menjadi foto soekarno-hatta menjadi anak band. Foto editan tersebut diberi teks berikut, Mungkin kayak gini ya, potret momentum bersejarah detik2 Proklamasi RI yang muncul di benak para teroris, pejabat korup, politikus hitam dan perampok BLBI...he he.. Tak hanya itu, kartun yang mengkritik makin bobroknya mental penguasa pun jumlahnya tak sedikit. Ratusan bahkan jumlahnya mulai mengalir deras beredar di jamaah fesbukiyah. kartun-kartun mulai berhamburan pertanda penguasa negeri ini kudu segera intropeksi diri bila tak mau nantinya kartun-kartun, atau anekdot itu menjungkalkan kekuasaannya. Ingat kartun dan anekdot, saya teringat jaman 10 tahun terakhir rezim soeharto dan jaman penjajahan jepang. Kartun dan anekdot menyebar deras dari tangan ke tangan, mulut ke mulut yang mengkomunikasikan kesengsaraan rakyat dalam satu langit. Kartun dan anekdot sering digunakan disaat komunikasi rakyat dan penguasa terdengar suara nada tulalit tulalit, di saat penguasa menjadi tirani. [caption id="" align="alignright" width="400" caption="kartun dari cakripin beredar di fasbuk"]

9028_1135719236897_1344818241_30356497_6254680_n
9028_1135719236897_1344818241_30356497_6254680_n
[/caption] Salah satu anekdot yang berkembang pada masa orde lama, yang sempat dibukukan oleh james danandjaya: Pada masa perang kemerdekaan ada seorang pemuda pejuang yang sudah dalam keadaan sekarat karena lukanya yang berat. Dia sedang dirawat di RSU sekitar jalan diponegoro jakarta. Yang merawat pemuda pejuang tersebut kebetulan adalah suster muda belia nan cantik. ”Dik, tiba-tiba pemuda berkata dengan suara lemah. Dapatkah adik untuk terakhir kalinya mendapatkan selembar potret sang dwitunggal kita?” ”Tentu Kak!” Jawab gadis itu tanpa ragu-ragu karena tak mau mengecewakan pemuda pejuang yang sedang sekarat. Tugas sang suster dari pemuda tersebut tidaklah ringan. Pekerjaan mendapatkan selembar foto dwitunggal yang harus dilalui dengan pengawasan tentara NICA yang ketat. Untuk menyelundupkan foto dwi tunggal harus melalui penjagaan ketat serdadu musuh. Si suster cantik tak habis akal. Di tempelkannya foto presiden di paha kanan bagian atas sedangkan foto wapres di paha kiri bagian atas pula. Setiba di samping ranjang pemuda pejuang, secara perlahan suster menyingkap roknya. Muka sang pemuda yang pucat pasi segera terang. Dengan penuh terima kasih, sang pemuda berkata, terima kasih banyak dik, adik telah membawakan foto para pemimpin, pejuang kita. Adik demikian baik. Bukan saja membawakan foto dwitunggal saja, namun juga foto jenderal X yang brewokan itu. Setelah mengucapkan kata-kata terima kasih sang pemuda pejuang memejamkan mata untuk selamanya. maszen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun