Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Dominasi Islam akan Berakhir di Era Jokowi?

23 Desember 2014   15:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:38 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masa Depan Islam di Indonesia

Oleh

Wajiran, S.S., M.A.,

Keberadaan agama Islam di Indonesia sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Saat Nusantara masih terdiri dari beberapa kerjaan, Islam sudah sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Nusantara. Meskipun masyarakat lebih dahulu dipengaruhi oleh beberapa agama seperti Hindu, Budha dan kepercayaan lain, tetapi Islam mampu memberikan pengaruh yang sangat luas bagi masyarakat Nusantara.

Pengaruh yang luas Islam terhadap kehidupan masyarakat mengindikasikan kuatnya nilai-nilai islam itu terhadap kehidupan masyarakat. Agama Islam bukan sekedar ideologi yang menganjurkan beribadah pada Tuhannya saja (dalam arti ibadah mahdho), tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (muamalah). Islam memiliki nilai yang komprehensi yang membedakan dengan agama lain, termasuk agama samawi, Kriten (Katolik dan Protestan). Islam adalah agama yang menyeluruh. Seluruh aspek kehidupan manusia diatur dalam Islam (kamil), menyeluruh (shamil) dan sesuai disegala keadaan dan jaman (salih li kulli zaman wa makan). Itulah sebabnya Islam sangat relevan bagi manusia di segala jaman.

Berkat nilai-nilai yang ada di dalam Islam itulah, maka setiap peradaban akan selalu diwarnai oleh ideologi atau agama samawi ini. Tidak jarang keberadaan agama ini memancing adanya perdebatan, pertengkaran bahkan perkelahian antara umat atau kelompok sosial. Hal ini dikarenakan setiap penganut kepercayaan akan memperjuangkan nilai-nilai yang mereka anut sebagai sebuah kebenaran yang penting bagi semua orang. Termasuk dengan keberadaan agama samawi lainnya yang sama-sama saling bergerak mencari pengikut dan dominasi di dalam kehidupan sosial. Karena pada prinsipnya Islam adalah agama misionaris, dimana setiap pengikut harus menyebarkan ajaran itu kepada orang lain.

Pergerakan Islam tidak berhenti begitu saja saat menghadapi kendala dan tantangan. Terbukti sejak berdirinya negeri ini, cendekiawan muslim selalu berada di posisi terdepan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Gerakan Islam mengalami pasang surut karena menghadapi tantangan dalam maupun dari luar. Serangan dari dalam bisa berupa lahirnya gerakan-gerakan yang mengatasnamakan Islam seperti dalam sejarah kita mengenal DITII, NIIdan lain sebagainya. Isu terorisme adalah tantangan yang paling berat dan global sekarang ini. Ideologi Islam dianggap sebagai ancaman meskipun sesungguhnya hal itu hanya dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan Islam.

Jaman Orde Baru bisa dikatakan merupakan puncak pencapaian kaum Muslim di Indonesia. Meskipun sebelumnya sudah mampu memberikan warna, tetapi Orde Baru telah memberikan kesempatan luas bagi intelektual Muslim berpartisipasi dalam pemerintahan termasuk dengan terbentuknya MUI dan ICMI yang dimotori oleh pemerintah Orde Baru. Meskipun organisasi ini ada yang menganggap sebagai organisasi politis regime Orde Baru untuk mendapatkan simpati rakyat tetapi sejarah telah membuktikan bahwa posisi tawar umat islam memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam pengambilan kebijakan pemerintah Orde Baru saat itu.

Runtuhnya regime Orde Baru posisi kaum Muslim semakin lama semakin kuat terbukti dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai presiden. Meskipun tidak berumur lama dalam memegang kekuasaan, Abdurrahman wahid sebagai kepala Negara telah mengindikasikan peran penting intelektual Muslim dalam dinamika politik Indonesia. Di sisi lain memang masih sering disayangkan oleh sebagai dari kaum Muslim masa pemerintahan Gusdur telah mengambil keputusan-keputusan yang menjadi boomerang bagi umat islam itu sendiri. Puncak dari segala polemik dan konroversi Gusdur adalah ketika ia membela memiliki keinginan membuka hubungan diplomatic dengan Israel.

Seiring dengan perkembangan jaman, dinamika perpolitikan Islam nampaknya akan semakin berat. Isu terorisme yang digaungkan oleh Barat, nampaknya akan menjadi tantangan tersendiri. Isu ini telah menjangkiti banyak masyarakat Indonesia untuk ikut-ikutan anti Islam. Apalagi didukung dengan adanya kejadian-kejadi teroris seperti Bom Bali, JV Mariot dan lain sebagainya. Kejadian ini telah membuat masyarakat Muslim terpojok dan tersingkirkan dalam berbagai hal.

Meskipun pemilihan presiden selalu dimenangkan oleh kaum muslim tetapi itu bukan berarti kemenangan bagi gerakan Islam itu sendiri. Terbukti setelah era Abdurrahman Wahid tokoh-tokoh muslim jatuh bergelimpangan dalam kontestasi khususnya ditingkat nasional. Hal itu terjadi karena rakyat Indonesia sudah mulai berfikir tidak pentingnya agama dalam pemerintahan. Agama dianggapnya tidak memberikan kontribusi positif dalam penyelenggaraan negara. Bahkan ada kecenderungan untuk memisahkan agama dari Negara. Umat muslim sendiri sudah mulai terlihhat apatis dengan peran islam dalam pengaturan negara.

Era Jokowi nampaknya akan menjadi era yang paling ironis bagi negara yang mayoritas berpenduduk Muslim ini. Sejak awal pemerintahanya sudah muncul berbagai isu nasionalisasi (kalau tidak bisa dikatakan sebagai sekulerisasi) dalam berbagai bidang di negeri ini. Posisi Jokowi yang netral terhadap persoalan agama telah memancing keberanian golongan abangan dan sekuler melakukan diplomasi secara terang-terangan. Terbukti dengan menyebarnya isu-isu kebijakan yang merong-rong nilai-nilai Islam sampai pada persoalan-persoalan praktis (baca: doa di Sekolah). Apakah eksistensi Islam masih bisa mewarnai dinamika perpolitikan Indonesia? Atau, mungkinkah dominasi Islam akan berakhir di masa pemerintahan Jokowi? Kita tunggu saja perkembangannya. Wallahua’lamu bishawab.

Australia, 22 Desember 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun