Mohon tunggu...
Ahmadun Nail
Ahmadun Nail Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar

Pelajar sekolah menengah ke atas, SMK TELKOM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Medsos, Lawan atau Kawan bagi Demokrasi?

23 Agustus 2020   08:42 Diperbarui: 23 Agustus 2020   14:15 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

     Demokrasi berasal dari kata Yunani Kuno pada abad ke-5 SM diutarakan di Athena yang dianggap sebagai contoh awal negara demokrasi, tapi berjalannya waktu mengubah istilah demokrasi, definisi demokrasi modern berevolusi sejak abad ke-18, Kata demokrasi  berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

      Indonesia sendiri adalah negara demokrasi sejak awal kemerdekaan, selain itu Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil menerapkan demokrasi, demokrasi di Indonesia pun mengalami beberapa perubahan seperti demokrasi liberal pada masa pemerintahan Soekarno, Demokrasi Terpimpin mulai tahun 1959-1965, lalu berubah menjadi Demokrasi Pancasila dan akan terus berubah.

      Semakin majunya teknologi maka zaman akan semakin modern, seperti contoh Media sosial, menghubungkan satu dunia hanya dengan alat yang kita gunakan sehari-hari, tetapi ada juga oknum yang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan Media Sosial sebagai senjata memecah belah.

      Lalu apakah Media Sosial itu lawan atau kawan bagi Demokrasi ?.

      Bisa Iya bisa tidak, hal ini tergantung penggunaan Media Sosial, ada yang menggunakan secara bijak ada  juga yang tidak, tetapi kita tidak boleh diam saja, pemerintah sudah menyiapkan tim cyber yang nantinya siap menangkap para penyalahgunaan Media Sosial, dengan begitu nantinya para penyebar Hoaks yang merusak demokrasi akan segera diringkus agar tidak tersebar kesalahpahaman dengan apa yang ia sebar, tapi kita tidak boleh hanya mengandalkan para tim cyber untuk melakukan hal ini tetapi kita juga harus sadar diri apa yang kita lakukan di Media Sosial buruk atau tidak.

       Contoh kejadian yang mencerminkan penggunaan Media Sosial dalam demokrasi 


       Video tersebut menganalisis kejadian kerusuhan papua di Surabaya, bahwa banyak video yang beredar yang menampilkan para ormas dengan penghuni asrama bercek-cok karena perusakan bendera yang tidak diketahui siapa pelakunya, video tersebar dengan cepat di media sosial, dan para penghuni asrama dituding dalang dibalik semua kejadian ini, kita belum tahu siapa pelaku perusak bendera.

       Dari video terebut kita dapat tahu bahwa Medsos bisa menjadi lawan, kita belum tahu siapa pelaku perusak bendera, tapi video semakin lama semakin tersebar di Media Sosial dan banyak kabar burung di Medsos bahwa pelakunya adalah penghuni asrama padahal tidak ada yang tahu siapa pelakunya, jelas bahwa saat ini Medsos menjadi lawan bagi demokrasi karena banyak kabar burung tentang pelaku perusakan bendera.

       Kesimpulannya Media Sosial bisa menjadi pembantu dalam perkembangan demokrasi dan bisa juga sebaliknya, serta kita harus bijak dalam menggunakan Media Sosial apa yang kita bagikan kepada orang banyak, Mari kita bersama-sama menjaga demokrasi dengan menggunakan Media Sosial Secara Bijak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun