Mohon tunggu...
Takbir Abadi
Takbir Abadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Senang berpetualang, menulis cakrawala, ingin membuat sebuah perubahan untuk semua dan mari bermanfaat.

cinta itu berjejak, harus punya bukti sejarah, energinya mengalir lewat keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

April Makassar Berdarah Menjadi Pemantik Runtuhnya Orba

23 April 2019   18:40 Diperbarui: 23 April 2019   18:49 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis: Ahmad Takbir Abadi

Ini lah masanya, orang Makassar pernah menjadi sebuah arus pergerakan baru di dunia Mahasiswa, utamanya lahirnya gebrakan perubahan yang menantang penguasa.  24 April  1996  langit menjadi saksi. Mahasiswa memenuhi jalan panjang, menantang penguasa dengan kepala tegak. Berdiri di garda terdepan menantang ketidakadilan.

Mahasiswa saling menggenggam tangan, di 21 April 1996 sebelum aksi mencuak, mahasiswa turun dengan menantang pemetaraan tarif angkutan. Mahasiswa melihat bahwa, tarif angkutan yang menjadi mobilisasi kampus saat itu harus disama ratakan.

Aksi Mahasiswa menuntut pemerataan tarif angkutan antara Mahasiswa dan penumpang umum, berlanjut dengan Mahasiswa menahan bus damri dan dihancurkan, sehingga Brimob dan Armed turun mengamankan hingga terjadi bentrok dan perang batu tidak terhindarkan.

Setelah aksi itu, suara Mahasiswa tak surut bungkam, tanggal 24 April terjadi aksi lanjutan dan salah satu orang anggota Armed terkena anak panah di pelipis hingga tembus ke telinga. Petugas mengejar Mahasiswa ke dalam kampus hingga ke ruang-ruang kuliah. Suasana jadi riuh, di mana-mana banyak kerusuhan yang terjadi dan menimbulkan kekhawatiran yang lebih.

Dugaan yang memicu pertikaian ini, telah memakan korban karena kekerasan dan di tenggelamkan di sungai, diketahui ada 3 Mahasiswa UMI (Universitas Muslim Indonesia) yang meninggal, yaitu; Tiga korban tewas antara lain, Syaiful Bya, (21) mahasiswa teknik arsistektur UMI. Ia ditemukan meninggal di sungai Pampang, dengan luka memar di bagian dada dan belakang seperti bekas pukulan pada 24 April 1996.

Kemudian Andi Sultan Iskandar (21) mahasiswa ekonomi akuntansi UMI yang meninggal dengan luka pada dada bagian kiri bekas tusukan benda tajam. Terakhir adalah Tasrif, (21) mahasiswa ekonomi studi pembangunan UMI, meninggal akibat benda keras dan dibunuh kemudian ditenggelamkan di sungai Pampang. 

Mendengar kabar itu. Mahasiswa di Makassar bangun dan bangkit melawan, hingga berlanjut pada tanggal 25 sampai 30 April 1996 Makassar lumpuh oleh Aksi Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi . Mahasiswa terus melakukan demontrasi akibat di kekang oleh penguasa, dan menuntut keadilan atas meninggalnya kawan mereka. 

Rentetan masa perjuang itu kemudian bahkan ditulis oleh Asri Abdullah bersama Ostaf Al-Mustafa Asri Abdullah dan Ostaf Al-Mustafa merupakan Alumni Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Universitas Hasanuddin (Unhas). Buku yang berjudul 'Kota Para Demonstran'. Sesuai judulnya, buku ini mengangkat fenomena aksi jalanan yang terjadi di Makassar, yang kerap dijuluki sebagai kota demonstran.

Kini, amarah hanya menyimpan sejarah panjang bagi kita, tentang semangat bugis makassar  yang dulu ternyata mampu membangkitkan seluruh pergerakan Mahasiswa di seluruh penjuru nusantara. Amarah adalah tragedi yang meninggalkan kisah bahwa kita orang Makassar punya siri na pacce melihat saudara kita tertindas dan membutuhkan pertolongan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun