Mohon tunggu...
Ahmad Sulthan Aulia
Ahmad Sulthan Aulia Mohon Tunggu... Penerjemah - Pujangga Serambi Masjid

Seorang mahasiswa di salah satu Universitas Negeri Ibukota.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cermin yang Retak

5 Januari 2020   02:28 Diperbarui: 19 Maret 2020   21:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hening tak bertuan, sekilas suara jangkrik hutan pedalaman.
Gelap tak bercahaya, seruah gemilang sinar rembulan.
Bangunan sama rata dengan tanah, tandaa dari usainya bencana.

Jalan bergelombang, menjadi teman kala menapaki setiap lika liku kehidupan nan jauh dari kota Metropolitan.

Tak pandang bulu, bagai arang terkena air, alam meluluh lantahkan pemukiman yang diam membisu.

Anak-anak kehilangan tempat belajar semestinya.
Gubug bambu dan tenda pengungsian, menjadi tempat sementara setiap kegiatan dan pembelajaran. Sederhana. 

Bukan malah menyurutkan semangat pasca bencana,tapi membuat mereka lenyap dalam bahagia. 

lupa, tanah mereka telah dilanda gempa.
Pembelajaran dalam tenda, aksara demi aksara mereka terima.

 Gambar serta permainan - permainan, menjadi bumbu tersumbing senyum ceria dari bibir mereka.

Lombok Utara, 06 Oktober 2018

NB : Saat bertugas Volunteer Lombok Recovery

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun