Mohon tunggu...
Ahmad Sofwan
Ahmad Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - lahir didesa berjuang dikota dengan semangat kebersamaan.

Membaca dan Menulis adalah bagian dari hidupku

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Aku dan Anakku

24 Oktober 2020   21:43 Diperbarui: 24 Oktober 2020   21:44 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak orang berkata bahwa anak akan relatif lebih dekat dengan ibunya, namun faktanya anak - anak banyak juga yang ditemukan lebih dekat dengan ayahnya, hal itu terjadi pada diriku hingga kini, anakku lebih sering menungguku dalam setiap aktifitasku, entah apa yang membuatnya seperti itu, semenjak lahir aku selalu berada disampingnya.

bahkan hampir dua bulan aku yang mengurusinya, dari mulai memandikan hingga mengawasinya, entah kenapa aku yang dulu terasa berbeda dengan aku semenjak punya anak, aku cendrung jarang marah pada siapapun, padahal dulunya aku orang yang selalu marah dan terlatih untuk marah dan kritis terhadap segala sesuatu.

setiap aku ingin mengkritisi sesuatu aku selalu terpikir bagaimana bila aku dikritik anakku, hal itu mematahkan setiap keinginanku untuk melakukan gerakan yang berbau krtitik kepada siapapun, anak seolah menjadi sarana untuk ku merobah diri dari seorang jalanan menjadi seorang rumahan, hal ini memancingku untuk berpikir bagaimana menyalurkan aspirasi tampa harus menampilkan diriku.

Setiap ada keinginan pasti ada jalan, saat keinginan untuk menyalurkan aspirasi dan kritikku hadir, aku hanya mampu menuliskan semua kritikan dan cara menjalankan sebuah gerakan di buku catatanku, hingga cara hadir seketika, saat asik bermain dengan anak ntah kenapa dahaga hadir menghampiri namun malas pun mengertainya, dengan santai aku suruh anakku mengambil minuman untukku, entah kenapa sianak berdiri berjalan menuju cangkir dan mengambilkannya untukku, disitu aku berpikir, "setiap gerakan atau keinginan tak meski dilakukan olehku, namun bisa memanfaatkan orang lain untuk melakukannya.

dari situ aku mulai mulai menelpon satu demi satu para juniorku, siapa yang siap dan bersedia bergerak dan berbuat tampa harus ada aku meskipun konsepnya lahir dariku, ada banyak junior yang ingin melaksanakan hal tersebut, namun sebagai seorang yang sudah mengenyam dunia lapangan lumayan , aku harus memastikan bahwa junior yang ku perintah bukan lah orang yang mematokkan gerakan demi kepentingan uang, tidak bisa di pungkiri dilapangan ideologi ada dua, yaitu ideologi idealis dan prakmatis.

aku harus memastikan orang yang menjalankan konsepku adalah orang yang beridiologi idealis agar setiap gerakan yang dijalankan tidak menghasilkan uang namun menghasilkan hal yang lebih berharga dari pada uang, yaitu kemaslahatan sosial/masyarakat, tak memandang kelompok agama atauakah golongan.

Tak seperti yang di harapkan, sekian banyak orang yang ngin menjalankan konsep itu aku seleksi, ternyata kebanyakan melakukan sesuatu demi kepentingan prakmatis, hal ini membuat aku bingung harus siapa dan bagai mana, saat aku serahkan konsep - konsepku pada seorang yang pragmatis dia pasti akan melakukan sesuatu dengan tujuan uang, kekuasaa dan kepentingan pribadi, memang logika tampa logistik dan logistik tampa logika takkan melahirkan gerakan yang besar, namun aku ingin menciptakan sebuah gerakan kecil dengan potensi yang terus bertambah, ibarat sebutir salju yang bergelinding dari ujung bukit, kelama kelamaan saat salju tersebut terus bergelinding, salju itu akan semakin besar dan terus membesar hingga mampu menenggelam kan gedung.

aku kembali melihat anakku yang memanggil ku sambil minta aku mengendongnya, tampa pikir panjang, aku cium dan gendong anakku dengan penuh cinta dan sayang, aku pandang anakku dengan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun