Mohon tunggu...
Ahmad Sahudin
Ahmad Sahudin Mohon Tunggu... Guru - Kepala SDN 2 Sekotong Timur
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah seorang guru yang suka mengekspresikan diri dengan foto-foto dan jalan-jalan menikmati keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari Pertama Masuk Sekolah

11 Juli 2022   22:37 Diperbarui: 11 Juli 2022   22:54 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senin, 11 Juli 2022

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah semenjak libur mulai tanggal 26 Juni 2022 lalu. Sebelum masuk sekolah sudah terbayang dengan berbagai kondisi sekolahku yang jauh dari keramaian. Selain itu, dalam benakku murid-muridku tersayang pastilah yang masuk dapat dihitung dengan beberapa kejap mata. 

Maklum saja sekolahku terletak di sebuah dusun yang lumayan terpencil dan berpenduduk sedikit. Jumlah penduduk satu dusun itu kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk satu RT di dusunku, masih banyakan penduduk di RT ku. Sehingga bisa dibayangkan berapa jumlah siswaku secara keseluruhan di sekolahku.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, saya pun tiba di sekolah. Alhamdulillah seorang guru rupanya sudah terlebih dahulu tiba di sekolah. Begitu saya memandang sekolahku, hatiku terasa bersedih sekali.

Sekolahku begitu sunyi, tidak ada teriakan keras maupun siswa yang disibukkan dengan berbagai kegiatan dan permainan. Apalagi berbelanja. 

Bukannya siswaku malas masuk sekolah di hari pertama. Tapi, memang sekolahku yang memiliki siswa yang sangat sedikit. Mungkin kalau dibandingkan dengan sekolah lain, keenam kelas di sekolahku mungkin sama dengan satu kelas di sekolah lain.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Berdiam sejenak di motor untuk mengatur napas setelah itu, saya pun turun dan segera menuju ruang guru sekaligus ruang kepala sekolah. Begitu sampai di teras sekolah, tampak seorang anak perempuan duduk di bok pada teras sekolahku. Aku mencoba menyapanya, dengan malu-malu dia menjawab. 

Maklum saja anak itu masih sangat kecil. Dalam bathinku, beginilah nasib bertugas di sekolah terpencil dan sedikit murid. Perasaan sedih segera kuhilangkan atau buang jauh-jauh. Segera kubuka pintu ruang guru. Tampak beberapa helai kertas saat kenaikan kelas dua minggu lalu berserakan di sekitar meja guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun