Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ulasan Buku "Shalat Tahajud Cara Keluarga Nabi SAW"

31 Juli 2020   12:51 Diperbarui: 31 Juli 2020   12:51 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambil mendengarkan alunan takbir malam Idul Adha, saya baca buku Shalat Tahajud cara Keluarga Nabi Saw. Buku terjemahan dan terbit tahun 2020. Tebalnya 181 halaman. Saya baca dari bagian belakang. Mulai dari doa-doa dan panduan shalat Sunnah selain tahajud seperti shalat untuk orangtua, ghufailah, amalan lailatul qadr dan lainnya.

Sudah pasti tahajud dikupas sejak halaman awal sampai pada doa-doa. Secara umum tidak beda dengan shalat tahajud versi Ahlus Sunnah. Bedanya hanya pada setelah beres delapan rakaat, dalam fikih Ahlulbait disebutkan ada shalat syafa dua rakaat. Kemudian satu rakaat shalat witir. Jumlah seluruh rakaat untuk pelaksanaan shalat tahajud yaitu sebelas rakaat.

Saya mungkin kurang baca. Alhamdulillah baca buku Shalat Tahajud cara Keluarga Nabi Saw. Seingat saya dalam fikih shalat yang umum disebutkan shalat Sunnah berlaku saat berada di tempat aktivitas, tempat tinggal, atau mukim. Karena itu, orang yang safar dikatakan bisa gugur shalat Sunnah, termasuk tahajud.

Dalam buku ini, justru shalat Sunnah tahajud tetap berlaku meski sedang bepergian dan tidak mukim. Sejumlah riwayat dari Ahlulbait dan pengalaman para ulama disebutkan dalam buku Shalat Tahajud cara Keluarga Nabi Saw bahwa shalat Sunnah tahajud dapat dilakukan meski ia safar. Bahkan yang menarik boleh melakukan qadha bagi yang sehari-hari biasa shalat tahajud kemudian pada satu malam pulas tidur sampai tiba waktu subuh. Maka ia boleh shalat tahajud pada siang, pagi, atau sore saat sempat. Saya kira ini menarik dan pendapat yang longgar dalam urusan ibadah.

Sudah pasti pahalanya besar bagi yang melakukan shalat tahajud. Yakni sebagai ibadah tambahan yang kelak pelakunya akan dapat derajat kemuliaan dari Allah. Tidak percaya? Coba saja shalat tahajud tiap tengah malam. Ikuti langkah dan cara pelaksanaan dari buku Shalat Tahajud cara Keluarga Nabi Saw ini. Kabari saya kalau memang sekira empat puluh hari Anda shalat tahajud terus menerus dan ternyata tidak ada dampat positif dan karunia yang sampai pada Anda.

Terakhir, saya perlu sampaikan bahwa dua penulis buku merupakan marja taqlid. Ulama  mujtahid yang punya wewenang memberikan fatwa keagamaan di Republik Islam Iran. Dengan demikian, alhamdulillah paparan isi buku Shalat Tahajud cara Keluarga Nabi Saw layak dipercaya dan dapat dijadikan acuan dalam ibadah.

Penulis bukunya adalah Sayyid Abdul 'Ala Sabziwari dan Sayyid 'Ali Khamenei. Satu dari dua ulama mujtahid ini sudah dikenal kaum Muslim Syiah di Indonesia, bahkan diikuti fatwanya. Dan pasti keduanya pelaku tahajud. Mana mungkin orang anjurkan shalat tahajud kalau ia tak lakukan dan dapatkan manfaat darinya. Harus ada yang berani coba lakukan hingga raih manfaat dari shalat tersebut.

Ah, sayang seribu sayang hanya baca buku saja. Saya belum masuk pada pelaku tahajud. Saya belum mampu melakukannya. Mohon doa saja dari para pembaca. Cag! *** (Ahmad Sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun