Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Arab dan Belajar Agama

22 September 2019   08:36 Diperbarui: 22 September 2019   09:05 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Belajar bahasa asing, khususnya bahasa Arab bisa dikatakan harus penuh waktu dan serius. Kalau hanya paruh waktu, atau sekadar menyempatkan maka akan sangat lambat sampai pada kemampuan baca, paham, dan berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Ini yang saya alami dan rasakan.

Di kampus UIN Bandung, saya belajar bahasa Arab sekira tiga semester. Saat kuliah pun saya ambil kursus bahasa Arab pada dosen di Universitas Islam Nusantara Bandung sekira enam bulan. Maklum kuliah di jurusan sejarah dan peradaban Islam mesti merujuk pada sumber teks berbahasa Arab sehingga mengetahui tanpa melalui penafsiran dari orang lain. 

Dirujuk langsung dan dikaji dengan metodologi historis. Itu idealnya dalam belajar. Itu juga yang diinginkan saya saat kuliah. Harapan dan realitas ternyata tidak sesuai. Dan meskipun tersendat, saya bisa lulus dengan baik.

Selesai kuliah, saya pun ikut kursus bahasa Arab kepada ustad dari ormas Persis di Bandung sekira delapan bulan dan ikut kursus bahasa Arab pada sebuah instansi kajian Islam. Sekarang pun masih ikut belajar bahasa Arab (setelah sekira satu tahun jeda dari belajar bahasa Arab). Namun, sampai sekarang saya masih tidak bisa menguasai, bahkan balik lagi ke pelajaran dasar. Lupa dan susah mengingat pelajaran. 

Apalagi kalau sudah sibuk dengan urusan cari nafkah, sering lupa dengan pelajaran bahasa Arab tersebut. Saat berinteraksi dengan buku berbahasa Arab pun tidak mengerti yang dibaca. Belum sampai pada arti atau makna, teksnya saja tidak bisa dibaca.

Harus diakui bahwa pendidikan pesantren menurut saya sangat efektif dalam belajar bahasa Arab. Setiap hari dan setiap waktu interaksi dengan teks Arab dan berhubungan dengan istilah-istilah berbahasa Arab. Wajar kalau lulusan pesantren bisa tahu arti dari ayat-ayat Alquran yang dibacanya dan hadis pun hafal dengan teksnya. Sehingga tinggal penyesuaian dengan aktivitas yang dijalani. 

Apalagi kalau aktivitas yang dijalani terkait dengan agama maka dengan mudah bisa dilakoni. Ceritanya akan lain bagi orang yang bukan lulusan pesantren. Seperti saya ini. Duh, nyesel dahulu belum sempat nyantri.

Dalam Alquran disebutkan sebagai bahasa yang jelas dan menjadi bahasa wahyu. Meski disebut dalam Alquran, tetapi tidak mudah dipelajari. Bayangkan saja dari setiap kata ada perubahan kata dan bentuknya sampai puluhan variasi. Orang yang tak kuat dalam hafalan seperti saya ini, sungguh lelah terasa dan tidak cepat mengingat lagi daras yang sudah berlalu.

Kalau bukan karena aspek pahala dalam belajar maka sudah tidak dipelajari. Kalau bukan karena Kangjeng Nabi Muhammad Saw, sudah saya tinggalkan belajar bahasa Arab. Kalau bukan karena Al-Qur'an dan berprofesi sebagai pengajar Agama Islam di sekolah, maka sudah saya tinggalkan belajar bahasa Arab. Mungkin akan beda ceritanya kalau saya beralih profesi.

Harus diakui bahasa Arab untuk kaum Muslim di Indonesia tampaknya perlu dipelajari. Di antaranya agar saat membaca teks Al-Qur'an bisa sedikit tahu artinya. Kemudian juga pada hadis (bagi orang yang bisa bahasa Arab) akan bisa mengetahui arti dari teks riwayat dan tarikh.

Kini, kesulitan dalam menerjemahkan ayat Alquran sudah bisa diatasi berupa Alquran yang dilengkapi terjemah atau Alquran digital pun sudah dilengkapi dengan terjemahan, bahkan ada asbabul nuzul dan tafsir. Juga dalam memahami hadis Rasulullah Saw kini sudah bukan personalan lagi. Ada kitab hadis yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun