Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tadarus Dua Buku di Awal Ramadan

22 Mei 2019   13:20 Diperbarui: 22 Mei 2019   13:42 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Diawal Ramadhan ada dua buku yang saya baca. Satu adalah Jurnal Lektur, Kemenang, bulan Juni 2012. Alhamdulillah beres bacanya. Saya baca makalah yang tercantum dalam jurnal Lektur tersebut. Beragam tema yang dikupas. Mulai dari kerajaan Sumbawa, tradisi Madura, historiografi Islam Cirebon, pemikiran Haji Hasan Mustapa, perang dan strategi Rasulullah Saw, tafsir Al-Quran, dan lainnya.

Saya baca lurus saja. Tidak memperhatikan mengerti atau tidak atas yang dibaca. Saya nikmati saja bacaan yg tidak saya minati pun. Karena memang membaca harus terus dilakukan. Tanpa itu, tradisi literasi tak berkembang. Khususnya pada diri saya.

Dua adalah buku berjudul Peran Dakwah Damai: Habaib/Alawiyyin di Nusantara. Membaca buku ini ada manfaat yang saya dapat. Pertama buku ini memberikan informasi atau pengetahuan sejarah masuknya agama Islam. Menarik disebutkan agama Islam masuk dibawa utusan dari Khalifah Utsman bin Affan ra yang berkedudukan di Madinah. Sebelum ke China mereka singgah di Nusantara. Sayangnya tidak detail daerahnya. Sumbernya dari kitab Nakhbatu Ad-Dahr yang ditulis oleh Syekh Arrabwah (Syamsuddin Abi Ubaidillah Muhammad bin Thalib ad-Dimisyqi, tahun 1326 m. Bahwa tahun 30 H. Islam sampai ke Indonesia oleh para sahabat Nabi, masa Khalifah Utsman. Saya kira data tersebut perlu dikaji dan pelajari lagi akurasinya. Tentu butuh riset historis.

Kedua dengan membaca buku ini saya tahu tentang perbedaan istilah Habaib, Sayyid, Syarifah, Sadat, Baalawi, Alawi dan lainnya. Juga konteks sosial kultural kaum Habaib dan daerah persebarannya. Menarik ternyata Walisongo itu berdarah Habaib. Cukup segitu saja.

Buku terbitan Rausyan Fikr Yogyakarta ini kumpulan dari makalah sejumlah tokoh dan pakar pada seminar tentang dakwah Habaib/Alawiyyin di Nusantara, 14 Juli 2012 di Jakarta. Maaf hanya segitu yang bisa disampaikan. Insya Allah saya lanjut baca buku lainnya. *** (ahmad sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun