Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membaca Buku "Filsafat Tauhid"

30 Januari 2019   15:03 Diperbarui: 30 Januari 2019   15:15 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pekan kemarin saya coba buka lagi buku "Filsafat Tauhid". Saya baca sampai tadi pagi. Kemudian saya hentikan baca buku Filsafat Tauhid karya Muhammad Taqi Mishbah Yazdi ini.

Buku ini tebalnya 324 halaman. Bisa dikatakan tidak terlalu tebal, tetapi karena isinya yang "teuas" (sulit dicerna) maka tidak bisa selesai. Perlu diulang terus setiap babnya. Mungkin karena belum biasa baca karya filosofis sehingga terasa jenuh dan mengambang. Sedangkan kesadaran, kesabaran, dan ketahanan dalam membaca saya sangat minimum. Karena itu, sebelum tuntas saya hentikan pada bab "lingkup kekuasaan dan kehendak Tuhan" (halaman 206).

Sebetulnya buku tersebut pernah saya baca. Entah berapa kali. Terlihat dari beberapa halaman ada coretan garis bawah dan catatan di pinggir. Begitu biasa lakukan kalau saat baca buku, yang milik sendiri.

Sekedar berbagi saja bahwa Muhammad Taqi Mishbah Yazdi menguraikan konsep tauhid sebagai tahapan dan proses untuk penyempurnaan dalam berketuhanan dan beragama Islam. Tauhid oleh Yazdi dipahami penerimaan (seseorang) atas Allah yang dianggapnya Esa dan ini merupakan prinsip Islam. Namun dalam penerimaan atas prinsip keesaan Allah (tauhid) mesti diliputi dengan tahapan berikut:

Pertama diawali dengan pengakuan/kesadaran bahwa hanya ada satu Wujud yakni Allah (tauhid wujudi). Kedua adalah orang beriman harus meyakini Allah sebagai pencipta seluruh semesta raya dan makhluk-makhluknya. Ketiga adalah berlanjut dengan tauhid rububiyah genetik bahwa Allah sebagai pengelola, pengurus, atau pengatur tatanan semesta alam dan kehidupannya. Keempat adalah tahap tauhid rububiyah legislatif bahwa syariat (hukumat) dari Allah adalah keharusan diamalkan dan dijalankan oleh orang Islam. Kelima adalah tahapan tauhid berlanjut dengan tauhid 'ubudiyah dan uluhiyah yang menegaskan Allah sebagai yang layak disembah. Dalam tauhid ini dituntut dengan kesadaran bahwa seorang Muslim/Muslimah agar menjalankan perintah, kewajiban, dan taat kepada Allah sebagai konsekuensi atas penerimaan atau memilih Islam sebagai agamanya.

Demikian paparan dari awal buku "Filsafat Tauhid". Hanya itu yang bisa di share. Dalam buku banyak dibahas persoalan terkait dengan ketuhanan. Mulai dari dzat, sifat, af'al, keinginan dan kehendak Allah, kekuasaan dan kehendak Allah, qadha wa qadar, dan lainnya.

Menariknya, meski buku ini termasuk kajian ilmu Kalam (teologi) dan filsafat Islam, tetapi Taqi Mishbah Yazdi menyajikan persoalan dan uraian kajian berdasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an. Sesekali ada hadis, tetapi yang dominan adalah Al-Qur'an.

Saya kira ini memang khazanah yang luar biasa dari Al-Qur'an tentang tauhid dengan kajian filsafat. Insya Allah jika sudah "mood" diri ini akan kembali dilanjutkan membacanya. *** (Ahmad Sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun