Alhamdulillah selesai juga membaca buku "Mengungkap Rahasia Surah Yasin" karya Prof. Dasteghib. Terjemahan dari buku Qalbul Quran. Buku ini diterbitkan Qorina tahun 2003. Tebal buku 256 halaman.
Saya membacanya sekira satu Minggu. Saya baca saja dan memang agak sulit dicerna karena pemahaman saya tentang tafsir Qur'an masih rendah. Apalagi yang diungkap lebih banyak dari khazanah Ahlulbait sehingga banyak saya temukan riwayat yang baru diketahui.
Maklum saya malas baca hadis, apalagi dari kaum Syiah. Faktornya adalah malas membaca dan belum ada minat pada studi hadis. Jadi, harap maklum kalau saya susah mencerna isi buku karya Dasteghib ini.
Menariknya bahwa isi bukunya tidak menguraikan tafsir dari ayat demi ayat dari surah Yasin. Namun bersifat tematik yang tersaji dalam dua belas bab. Masing-masing bab diisi dengan subbab yang saling terkait. Pembahasan yang dominan dalam setiap bab antara lain ketuhanan, kiamat, akhirat, kenabian, dan amal saleh.
Saya merasakan "takut" setelah membaca buku ini tentang kiamat dan akhirat. Untuk mereka yang tidak baik, atau tidak saleh digambarkan dalam buku ini betapa mengerikan kalau masuk neraka. Dan kenikmatan surga disebutkan dengan indah dan menyenangkan bagi mereka yang saleh.
Ada bagian yang menurut saya sangat subjektif dan sekterian, yaitu bahwa keuntungan orang yang mengikuti Ahlulbait akan dapat syafaat di akhirat. Orang-orang yang mengikuti Rasulullah Saw dan Ahlulbait as dalam agama maka akan mendapatkan perlakuan khusus dari Baginda Nabi dan Ahlulbait yang diberikan izin oleh Allah untuk beri syafaat.Â
Tentang ini saya lihat dikuatkan dengan riwayat-riwayat sehingga untuk validitasnya perlu dikaji kembali secara kritis. Maklum dalam khazanah hadis Ahlulbait belum ada kompilasi yang otentik tentang kesahihan hadis. Sehingga perlu sikap kritis dan mengikuti pemahaman dari orang-orang yang ahli dalam bidang hadis.
Saya sendiri tidak mengetahui sosok Dasteghib. Meski dia ulama, tetapi belum ada keterangan bahwa ia ulama punya keahlian khusus dalam bidang hadis. Â Terlihat dari uraian buku saat mengutip riwayat tidak dicantumkan rawi atau buku yang dirujuk. Lebih banyak "cerita-cerita" yang berasal dari para ulama.
Bisa dimaklumi karena kalau membaca uraian buku di bagian awal disebutkan bahwa buku ini disusun dari ceramah Ramadhan. Jadi, bukan tafsir al-Qur'an yang khusus. Meski demikian, banyak manfaat berupa pengetahuan agama yang dapat dipetik oleh kita. *** (Ahmad Sahidin)