Mohon tunggu...
ahmad romdhoni
ahmad romdhoni Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja biasa

Keep survive

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Entah Apa

3 April 2020   01:04 Diperbarui: 3 April 2020   01:03 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ramadhan kurang dari sebulan akan tiba dan corona sepertinya belum mau pergi. korban berjatuhan, saat tulisan ini dibuat ada 1790 jiwa positif corona dan sudah mencapai angka 170 korban meninggal dunia.

Pemerintah cenderung lamban dalam menghadapi pandemik global ini. Cenderung illfeel mengambil opsi lockdown tapi tak juga jelas mau mengambil tindakan apa. Baru belakangan akhirnya diambil keputusan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Oke, jika kebijakan ini yang diambil menurut penulis harus diikuti kebijakan tes massal secara masif. 

Karena jika hanya sekedar pembatasan sosial masyarakat masih bisa bermobilitas. Sekecil apapun mobilitas tetap akan ada potensi penularan, dengan adanya kebijakan tes massal akan diketahui orang yang memiliki gejala sehingga bisa diambil tindakan lebih cepat.

Tidak hanya masalah lamban. Ditingkat pejabat pemerintahan sering sekali satu dengan pejabat lainnya berbeda statement. Bahkan hanya dalam hitungan jam pejabat merevisi statement pejabat sebelumnya. Dalam kondisi seperti ini kesimpangsiuran seharusnya dihindari beri rakyat kepastian agar percaya dengan pemerintah.

Mudik adalah salah satu isu yang menimbulkan kesimpangsiuran di masyarakat. pada tanggal 2 april melalui jubir fadjroel, presiden tidak melarang mudik namun masih ditanggal yang sama mensesneg menyatakan  pemerintah mengajak agar masyarakat tak perlu mudik.

Jika  penanganan masih seperti ini. Mari kita bicara kemungkinan terburuknya. Bila hingga bulan suci ramadhan tiba Corona tak lekas usai  dan PSBB  masih berlaku maka akan berakibat ke kegiatan yang biasa ada di bulan puasa. Tidak ada pawai menyambut Ramadhan, solat tarawih, bukber dan berbagai kegiatan lainnya yang mafhum dilakukan ketika bulan puasa. Mungkin tak ada solat id juga. 

Penulis yang dibesarkan dengan suasana bulan puasa yang penuh kegiatan mungkin harus bersiap dari sekarang menghadapai kenyataan tersebut. Tak ada lagi yang berbondong-bondong untuk tarawih, anak-anak yang berebut tanda tangan imam tarawih. Mungkin hikmahnya kita menjadi fokus menjalani ramadhan kali ini. Selama ini kita cenderung penuh seremonial dan konsumtif selama bulan ramadhan bahkan meningkat kala ramadhan akan berakhir.

Entah pesan apa yang bisa diambil dari tulisan ini sama seperti pandemik ini entah kapan berakhir. Penulis hanya berharap corona segera berakhir barangkali akan ada keseimbangan baru di bumi  kala corona pergi. Satu yang pasti kita semua menjadi saksi sejarah pandemik covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun