Mohon tunggu...
Ahmad Roby_PWK_UNEJ
Ahmad Roby_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Jember

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan Menimbulkan Kemirisan

12 Oktober 2022   18:35 Diperbarui: 12 Oktober 2022   18:39 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan ialah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak dasarnya dalam mempertahankan dan memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari. Penduduk dapat dikatakan miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita atau per bulan di bawah garis kemiskinan atau GK.

Garis kemiskinan ialah representasi dari rupiah yang diperlukan atau harga yang dibayarkan agar bisa membuat masyarakat hidup dengan layak dalam minimum yang mencakup pemenuhan kebutuhan yang bisa diperkirakan sebanyak 2100 kilo kalori per kapita per hari.

Kita juga dapat mengetahui tentang jumlah kemiskinan dengan melihat dari data seperti BPS dan hasil sensus. Data-data kemiskinan ini dapat kita bagi menjadi dua yaitu data waktu dan data mikro. Data makro sendiri merupakan data yang diperoleh melalui mekanisme mencari sampel dan bersifat kualitatif yang memberi gambaran umum atau secara kasar pada suatu daerah. Contoh kecil dari data makro sendiri ialah seperti data kemiskinan nasional dan provinsi yang terbit tiap 2 tahun selama periode Maret dan September. Dan juga satu tahun sekali untuk periode kabupaten dan kota dalam berita resmi statistik BPS. Kemudian yang kedua yaitu data mikro yang merupakan data yang diperoleh melalui kegiatan sensus atau dilakukan secara menyeluruh data mikro sendiri bersifat kuantitatif dengan info yang lebih mendetail dan dapat digunakan sebagai intervensi program. Contoh data mikro adalah data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS). Kemudian ada juga contoh lain seperti Data Terpadu Penanganan Fakir Miskin Dan Orang Tidak Mampu (DT PFM OTM) yang berasal dari pemutakhiran Basis Data Terpadu (BDT) yang biasanya diterbitkan sebanyak dua kali dalam setahun oleh kementerian sosial.

Kemiskinan di Indonesia masih menjadi sebuah masalah yang sulit untuk diselesaikan. Contoh kecil angka kemiskinan yang ada di Kota Jember saja meningkat pesat selama 2 tahun terakhir. Tercatat dari data Pusat statistik Jember tahun 2021 presentasi kemiskinan Jember menyentuh pada 10,41%. Peningkatan kemiskinan ini banyak terjadi pada saat adanya pandemi Corona hal ini mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan yang mulai dari tahun 2019. Akan tetapi masalah ini tidak hanya terjadi di kota Jember saja akan tetapi menjadi sebuah masalah di berbagai kota atau Kabupaten lainnya.

Seperti yang kita ketahui pada saat terjadinya pandemi Corona ini angka pengangguran yang ada setiap wilayah khususnya Kabupaten Jember melonjak tinggi. Hal ini dapat terjadi karena dampak sosial seperti kurangnya atau mobilitas masyarakat yang dibatasi. Orang-orang menjadi jarang dalam menggunakan angkutan umum dan membuat penggunaan kendaraan pribadi menjadi lebih sering digunakan. Hal ini yang menjadikan banyaknya pekerja yang menjadi sopir angkutan umum tidak mendapatkan upah yang nantinya dijadikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya itu para petani juga terdampak seperti mobilitas yang terganggu juga mempengaruhi adanya atau ketersediaan dari pupuk yang biasanya digunakan oleh petani. Adapun seperti pedagang yang berjualan di pasar tidak dapat melakukan kegiatan jual beli karena pandemi covid mengharuskan tidak adanya kontak fisik atau kontak sosial yang mengakibatkan penularan semakin tinggi. Dengan demikian banyak pelaku usaha dagang ataupun usaha toko yang berada di pasar menambah jumlah kemiskinan karena tidak tercukupinya kebutuhan sehari-hari mereka.

Oleh karena itu pemerintah melakukan upaya seperti bantuan sembako pada masyarakat yang terdampak. Pemerintah juga diharapkan pada saat pandemi covid memberikan bantuan secara merata atau tepat sasaran. Akan tetapi pada saat itu pemerintah melakukan banyak atau bantuan tersebut tidak terbagikan secara merata atau tidak tepat sasaran. Namun pada saat ini hal tersebut sudah tidak menjadi sebuah masalah karena pandemi covid sudah selesai dan semua kegiatan pekerja dapat berjalan normal lagi.

Meskipun pandemi covid telah berlalu masalah kemiskinan ini masih banyak terjadi karena banyaknya pengangguran sisa pandemi yang tidak menemukan lapangan pekerjaan serta banyak lapangan pekerjaan atau perusahaan yang tidak menerima karyawan baru dikarenakan perusahaan belum bangkit. Oleh karena itu masalah ini menjadi sebuah masalah baru yang mana berakibat pada perekonomian Kabupaten. Adapun masyarakat yang mengalami kemiskinan yang sedari awal sudah tidak mampu atau tidak memiliki pekerjaan yang tetap untuk memenuhi kebutuhannya.

Adapun beberapa strategi yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan

1.Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan air bersih

2.Meningkatkan kemampuan dan pendapatan penduduk miskin, hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan atau keterampilan wirausaha untuk pemula dengan bantuan modal awal yang berasal dari pemerintah kabupaten dan dengan memberikan bantuan dana atau pemberian bantuan sembako agar membantu perekonomian dan pemenuhan kebutuhan hidup

3.Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil hal ini dilakukan melalui berbagai program atau kegiatan terkait pengembangan wirausaha fasilitas dan akses modal atau kredit subsidi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun