Mohon tunggu...
Ahmad Rizki
Ahmad Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas airlangga

Saya adalah orang yang percaya pada kerja keras namun kerja keras yang benar adalah kerja keras dengan cara pintar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harga Minyak Goreng yang Melambung tetapi Stok Tidak Memadai

16 Juni 2022   14:28 Diperbarui: 16 Juni 2022   14:35 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Bukan hanya kuat sebagai produsen, Indonesia juga menjadi negara konsumen minyak sawit paling besar di dunia. 

Menurut data Index Mundi, konsumsi minyak sawit di Indonesia mencapai 15,4 juta ton sepanjang 2021. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari konsumsi minyak sawit di India yang sebesar 8,5 juta ton. Tapi kenapa Pasokan minyak goreng curah di beberapa daerah terpantau langka. Polisi mendalami indikasi penimbunan dan juga oknum yang menggunakan minyak goreng curah menjadi kemasan. 

Berdasarkan pantauan, stok minyak goreng sulit ditemukan di pedagang Pasar Tradisional. Jika tersedia, minyak goreng dijual terbatas dan di atas harga eceran tertinggi (HET). Suparni, salah satu pedagang di Pasar mengatakan minyak goreng curah di Pasar untuk saat ini memang sulit ditemukan. 

"Kalau mau dapat minyak goreng curah dua jerigen harus antre di Pasar. Kalau terlambat, stoknya sudah habis," ujarnya. Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar menjelaskan stok minyak goreng curah terbatas karena tidak ada distributor. Jadi wilayah tersebut harus menunggu pasokan dari daerah lainnya," katanya.

Pasokan minyak goreng curah yang terbatas juga menjadi perkara yang cukup diperhatikan. Agen minyak goreng bahkan tidak mendapat kepastian waktu distribusi berikutnya. 

"Kami melakukan pemantauan agen minyak goreng curah. Semuanya kosong. Tidak memiliki stok," kata Kepala. Sementara itu, Dinas Perdagangan membenarkan terjadi kelangkaan minyak goreng curah dikarena pasokan yang tidak lancar. Sigit Haryanto mengatakan bahwa persediaan minyak curah minim karena rendahnya permintaan, dan ditambah distribusi yang kurang lancar. "Berdasarkan laporan petugas di lapangan, distribusi minyak goreng curah kurang," kata Sigit.

Di Makasar, sejumlah pedagang pasar mengeluhkan minyak goreng curah yang berkurang. Sementara minyak goreng kemasan membanjiri pasar. "Minyak goreng curah hilang, sudah tidak ada jual, sekarang jual minyak kemasan, harganya mulai Rp55 ribu sampai Rp60 ribu, isi dua liter," ungkap pedagang pasar Tradisional Pa'baeng-baeng, Niami.

Ia mengatakan, hampir dua pekan distribusi minyak goreng curah ke pedagang pengecer di pasar tidak masuk. Walaupun minyak goreng tetap ada, namun dijual dalam bentuk kemasan. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng tetap dipertahankan untuk minyak goreng curah. Terkait kelangkaan minyak curah yang dirasakan oleh masyarakat, Airlangga menuturkan bahwa pemerintah tengah dalam proses pendistribusian terutama untuk beberapa pasar di Jakarta.

"Pemerintah tetap menjaga yang Rp 14.000 tapi dalam format curah dan kemudian format lain dalam bentuk keekonomian, Tadi saya lihat ada yang harganya Rp 18.000 sampai Rp 22.000 dalam bentuk kemasan," kata Menko Airlangga usai meninjau digitalisasi di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Kamis (24/3). Dia memperkirakan kenaikan harga minyak goreng tidak akan berdampak pada inflasi kuartal pertama 2022 karena transmisi dari kenaikan harga akan memakan waktu.

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mendalami adanya dugaan kartel minyak goreng dengan mengerahkan satgas pangan daerah. "Saat ini masih kami dalami adanya dugaan kartel, untuk itu kami arahkan Satgasda untuk melakukan monitoring dan penyelidikan di wilayah masing-masing," kata Kasatgas Pangan Polri Irjen Pol. Helmy Santika saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (23/3).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun