Mohon tunggu...
Ahmad Risani
Ahmad Risani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membela dan Memaklumi Keterpurukan Sriwijaya FC

23 Juli 2018   19:44 Diperbarui: 29 September 2018   10:44 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jepretan pribadi, saat nonton di GSJ yang belakangan stadionnya babak belur diamuk fans SFC

Sesuai judulnya, "membela keterpurukan", yah begitu. Artinya keterpurukan SFC memang harus ada. Itu perlu. Bahkan mesti ada sedari dulu.

Mengapa begitu? Begini, ibarat sebuah bom, SFC ini sejak dulu menyimpan bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Tak terduga. Duarr!

Pertama, faktor internal manajemen. Kita semua paham, meskipun kita cuma duduk nonton bola, kita tahu ini unsur politisnya kuat. Bauknya menyengat. Tapi kita maklum. Gak apa-apa.

Mengapa maklum? Karena korporat hanya akan bantu investasi dengan perjanjian politis, bukan bisnis. Itulah kenapa sebagian besar klub sepakbola Indonesia "dibina" oleh pejabat daerah. Ada dan tak ada klub bola, korporat akan anggap bisnis mereka tetap akan jalan. Makanya perlu pejabat untuk amankan bisnis, bukan butuh klub. Mereka tak butuh SFC, mereka butuh Alex.

Oke, itu kita kritik manajemen.

Kedua, faktor eksternal. Yaitu, iklim investasi bisnis yang lemah di bidang sepak bola.

Inilah yang paling andil bikin SFC jadi tim pesakitan. Bukan cuman SFC, juga segenap klub-klub di Liga 1 yang terkendala investasi dan finansial. Jadi tak sepenuhnya ini salah presiden klub atau PT SOM yang membawahi SFC. (Yeah terpaksa gue belain deh) .

Tau siapa yang salah? Sistem. Sistem kompetisi Liga 1 inilah yang memaksa beberapa manajamen klub akhirnya gigit jari.

Adanya kabar pemain telat dibayar, itu potret magkraknya sistem investasi di bidang sepak bola. Kenapa begitu? Apakah format kompetisi yang makan biaya besar? Atau sponsor Liga yang monopolis? Atau masyarakat ogah bayar tiket? Atau malah klub bola cuma buat "memenuhi kewajian biaya pengabdian" perusahaan besar? Daripada korporat bayar ke calo, mending investasi buat bola. Terpaksa.

Itu semua tanda tanya. Dan masalah SFC ini, sejatinya masalah seluruh klub bola di Indonesia. Tak ada korporat yang benar-benar ikhlas investasi untuk klub dan Liga.

Nah, SFC dan manajemen hanyalah korban sistem. Tugas siapa cari solusi? Itu tugas PSSI. Masa tugas gue. Gue kan cuman penonton bola. Kalau nyuruh gue kasih solusi yah itu cara gue warga biasa ini memberikan solusi. Atau kalau gak ya kasih gue kesempatan urus klub bola aja, atau pengurus PSSI. Situ malah nanti bilang bisa apa lu?. Kan serba salah. Wkwkwk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun