Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dakwah Menyejukkan di Tengah Perbedaan

28 Mei 2023   11:05 Diperbarui: 28 Mei 2023   11:06 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhinneka Tunggal Ika - jalandamai.org

"Serulah (manusia) menuju jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik". (QS. An Nahl: 125).

Panutan terbaik umat Islam tentu hanya Rasulullah SAW. Demikian pula panutan dalam berdakwah, beliau adalah teladan terbaik bagi dai atau mubaligh karena beliau mendapat didikan langsung dari Allah melalui malaikat Jibril as. Mencintai Rasulullah SAW adalah bagian dari keimanan. Jalan mewujudkannya dengan mengikuti dan meneladaninya. Tidak saja dalam aspek ritual, tetapi juga nonritual seperti berdakwah.

Rasulullah SAW adalah sosok dai yang andal. Objek dakwahnya menjangkau semua level masyarakat, mulai dari anak kecil, pemuda, hingga orang tua dengan latar belakang yang sangat majemuk, rata-rata terjerambab dalam kejahiliyahan. Namun, dengan sentuhan dakwah Nabi Muhammad SAW, mereka menjadi sosok yang dikagumi manusia dan diridhai Allah SWT. Kehebatan itu terbukti pada keberhasilan beliau mendesain tatanan masyarakat yang memungkinkan tersemainya nilai kebaikan secara maksimal.

Apa yang menjadi rahasianya? Pertama, terletak pada ketulusan Nabi Muhammad SAW saat mengajak manusia, beliau tidak mengajak untuk kepentingan pribadi, suku, atau atribut keduniaan lainnya. Dakwah Nabi Muhammad SAW murni mengajak manusia kepada jalan Allah, bukan kelompok atau kepentingan tertentu. Dalam Alquran, Allah SWT berfirman yang artinya, "Katakanlah wahai Muhammad inilah jalanku, aku menyeru manusia kepada jalan Allah di atas pijakan ilmu." (QS Yusuf: 108).

Inilah yang selalu mengundang datangnya pertolongan. Sehingga, sepelik apa pun problematika yang merintangi selalu ada solusi. Tak heran Nabi Muhammad SAW melewati masa-masa berdakwahnya dengan penuh kesabaran dan optimisme, meski tantangan yang dihadapi terbilang sangat berat. Diantaranya pernah difitnah gila karena memberitakan sesuatu yang belum bisa dicerna secara akal oleh kaum musyrikin kala itu. Rasulullah SAW pernah dirayu dengan harta dan wanita agar menghentikan dakwahnya. Selain itu, dalam kontak fisik Nabi SAW pernah dicekik di sekitaran Ka'bah, dilempar batu hingga berdarah-darah. Ketika berada di Kota Ta'if secara diam-diam Rasulullah SAW dibuntuti musuh yang bertujuan memenggal kepalanya dari belakang.

Sisi keteladanan yang kedua pada konten dan cara mendakwahkanya. Nabi Muhammad SAW tidak menyampaikan selain apa yang Allah SWT perintahkan. Semua yang beliau sampaikan tentang agama adalah wahyu dari Allah SWT. Dalam menyampaikan, beliau melakukannya secara bertahap dengan mendahulukan yang paling penting. Dalam sejarah terekam, tema terpenting dan paling utama dakwah beliau adalah penguatan dan pemurnian akidah dari kesyirikan. Karena akidah yang murni inilah yang akan melahirkan ketulusan. Ibarat bangunan penanaman nilai-nilai tauhid adalah fondasi. Dalam konteks amal, ketulusan inilah yang menjadi pijakan kebaikan. Kebaikan tanpa pijakan ketulusan tak akan pernah tegak dengan kokoh.

Keteladanan yang ketiga adalah kelembutan. Inilah karakter Nabi Muhammad SAW yang mengiringi setiap nasihat-nasihat yang beliau sampaikan. Akhlaknya sangat menakjubkan. Tutur katanya menyejukkan, namun kelembutan beliau adalah kelembutan yang sempurna. Artinya, meski lembut, beliau tetap tegas. Beliau sedikit pun tidak pernah mengubah hukum dan ketetapan Allah SWT dengan alasan lemah lembut dan kemaslahatan. Bahkan, Nabi Muhammad pernah membuat satu pernyataan tegas, "Sekiranya Fatimah putri Muhammad mencuri, aku pun akan memotong tangannya." (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW telah wafat, tapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan eksis. Siapa pun dapat mengaksesnya. Sebab semua ajaran Nabi Muhammad SAW termasuk strategi dan manhaj dalam berdakwah dan menarbiyah para sahabat telah terwariskan melalui ilmu isnad (ilmu periwayatan).

Apa yang dilakukan Rasulullah SAW dalam berdakwah dengan mengedepankan kemaslahatan, lembut namun tetap tegas, serta tulus dan murni dalam mengajak manusia ke jalan Allah SWT bukan untuk kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu, tidak mendendam, sangat menghargai harkat dan martabat musuhnya. Hal tersebut merupakan moderasi beragama yang telah dilakukan dan dicontohkan Rasulullah SAW. Inilah yang sangat kita butuhkan di Indonesia sebagai negara yang multikultural, pemahaman moderasi beragama dalam tatanan kehidupan masyarakat yang majemuk penting untuk selalu di bangun dan dikembangkan. Banjirnya gelombang informasi global dan mobilisasi masyarakat membuat cara bermasyarakat, beragama dan berbudaya juga menjadi lebih majemuk karena informasi datang sangat mudah tanpa sekat dan masif. Terlebih agama adalah sesuatu yang sangat mudah untuk dibenturkan dalam kehidupan masyarakat yang plural seperti Indonesia atau biasa disebut dengan konflik atas nama agama

Mencintai Rasulullah SAW adalah bagian dari keimanan. Menghidupkan apa yang dicontohkan oleh beliau adalah menjalankan sunnah untuk mendapat keberkahan dan mendapat ganjaran pahala. Satu yang pasti, apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah kebaikan sesuai firman Allah SWT "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab: 21).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun