Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silaturahmi, Vaksin Penghindar Intoleransi

15 Mei 2022   00:36 Diperbarui: 15 Mei 2022   01:56 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi - merdeka.com

Indonesia memang dikenal sebagai negara yang toleran. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang ramah. Begitu juga dengan penduduknya. Tak heran jika banyak wisatawan asing suka datang ke Indonesia karena keramahan ini. Keramahan dan keterbukaan ini bukan baru saja terjadi. Ketika Islam masuk ke tanah Jawa, masyarakat ketika itu juga bersikap terbuka. Dan keterbukaan itulah yang kemudian melahirkan akulturasi. Tidak ada yang menggusur atau tergusur. Meski Islam tumbuh menjadi mayoritas di Indonesia, agama yang sudah ada sejak dulu masih ada hingga saat ini. Dan ini bukti bahwa toleransi itu sudah ada sejak dulu.

Meski toleransi sudah ada sejak dulu, nyatanya bibit intoleransi juga sudah ada sejak dulu. Pemberontakan DI/TII yang digagas oleh kelompok NII pimpinan Kartosuwiryo merupakan bentuk pemberontakan yang melahirkan bibit radikalisme di Indonesia. Sementara paham radikalisme itu sendiri seringkali melahirkan perilaku intoleran dalam setiap outputnya. Karena itu, menjadi penting untuk terus menyuarakan perlawanan terhadap intoleransi, radikalisme, bahkan terorisme. Karena ketiganya pada dasarnya mempunyai keterkaitan.

Untuk bisa menangkal bibit negative tersebut, kita semua pada dasarnya punya budaya yang sudah ada sejak dulu. Kita punyai nilai-nilai kearifan lokal yang sudah ada jauh sebelum negeri ini berada. Salah satu budaya yang dimaksud adalah silaturahmi. Ya, praktek silaturahmi merupakan budaya lokal yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan, tradisi mudik setiap lebaran idul fitri seperti beberapa waktu lalu, merupakan bagian dari bentuk silaturahmi.

Padahal, saat ini Indonesia masih menghadapi pandemi covid-19. Namun karena relative terkendali, pemerintah memutuskan untuk memberik kebebasan untuk melakukan silaturahmi. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Semuanya itu dilakukan agar tradisi untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan tidak hilang. Karena tak dipungkiri selama pandemi ini, segala aktifitas fisik banyak dilakukan secara virtual.

Kenapa silaturahmi menjadi penting? Apa bisa meredam penyebaran intoleransi dan radikalisme? Seperti kita tahu, penyebaran intoleransi dan radikalisme melalui kecanggihan teknologi informasi begitu masif. Radikalisme dan intoleransi menyebar melalui provokasi, yang bisa memecah belah keutuhan. Karena itulah silaturahmi menjadi solusi, untuk kembali merajut masyarakat yang telah terpecah belah karena provokasi, hoaks dan ujaran kebencian.

Dengan saling berinterkasi, saling bertegur sapa ketika bertemu di jalan, bahkan saling mengakui kesalahan dan meminta maaf jika memang bersalah, itu menjadi benteng yang sangat kuat agar bibit radikalisme tidak bisa masuk. Kok bisa? Karena radikalisme tidak pernah mau saling menghargai dan menghormati, radikalisme tidak pernah menghargai keberagaman, radikalisme hanya mau terbuka pada kelompoknya saja sementara Indonesia berisi berbagai macam kelompok. Semuanya itu bisa dikikis melalui silaturahmi. Tentu saja silaturahmi ini harus dilakukan kepada siapa saja, termasuk saudara, teman, atau tetangga yang berbeda latar belakang dengan kita. Salam introspeksi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun