Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persaudaraan, Persatuan dan Ajaran Nabi

23 Oktober 2021   23:35 Diperbarui: 23 Oktober 2021   23:52 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - tribunnews.com

Semua orang pasti sepakat bahwa persaudaraan penting untuk dijaga. Begitu juga dengan persatuan harus terus dipertahankan. Apalagi Indonesia adalah negara besar, dengan tingkat keberagaman yang sangat besar. Ribuan pulau yang tersebar dari Aceh hingga Papua, diisi oleh masyarakat dengan latar belakang yang berbeda. Tidak hanya adat dan budaya yang berbeda, tapi keyakinan, bahasa dan latar belakang lainnya juga berbeda.

Keberagaman di Indonesia inilah yang kemudian melahirkan semangat persaudaraan antar sesama. Jika kita melihat literasi sejarah, melalui semangat persaudaraan inilah kemudian melahirkan sumpah pemuda. Semua pemuda dari berbagai suku, menghilangkan keegoisannya dan mendeklarasikan bahwa kita semua tinggal di tanah yang sama, kita mempunyai bahasa nasional yang sama dan kita punya bangsa yang sama, yaitu Indonesia. Dan nilai-nilai yang diadopsi dalam Pancasila pun juga tidak bisa dilepaskan dari semangat persaudaraan dan persatuan.

Dan hal ini, ternyata juga sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Dalam setiap ucapan dan tindakannya, beliau selalu mengajarkan tentang pentingnya nilai kemanusiaan, persaudaraan dan persatuan. Rasulullah SAW selalu mengajarkan tentang pentingnya bergaul dengan siapa saja. Bahkan, ada sebuah literasi yang menyebutkan bahwa pembantunya seorang Yahudi. Ketika sakit justru didatangi dan didoakan agar cepat sembuh. Sampai akhirnya setelah sembuh, seorang Yahudi tersebut memilih memeluk Islam. Tidak hanya itu, ketika ada seorang Yahudi meninggal pun. Rasulullah juga berdiri memberikan penghormatan terakhir.

Dalam literatur juga dijelaskan, Rasulullah berhasil menyatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin. Ketika itu, kondisi masyarakat juga sangat majemuk seperti Indonesia. Keberagaman suku yang ada di Madinah, berhasil disatukan tanpa harus saling membenci dan memusuhi satu dengan lainnya. Masjid yang dibangun di Madinah, tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tapi juga tempat saling berinteraksi antar suku yang ada. Padahal, ketika itu antar suku masih suka berbeda pendapat dan pandangan.

Ketika di Madinah ini pula, Nabi juga berhasil melahirkan piagam Madinah, yang mengedepankan nilai-nilai hak asasi manusia. Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Setiap orang berhak memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Dan ketika persaudaraan itu terbentuk, maka dengan sendiri semangat untuk bersatu akan muncul. Semua orang dengan perbedaan latar belakang, tetap bisa hidup berdampingan.

Ajaran yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW ketika hijrah ke Madinah tersebut, bisa kita jadikan bahan evaluasi buat kita. Kok bisa? Karena Indonesia pada dasarnya juga majemuk dan beragam seperti Madinah. Namun dalam perkembangannya, meski mayoritas masyarakat Indonesia masih mengedepankan toleransi, tapi bibit intoleransi terus dimunculkan oleh kelompok radikal. Mereka terus melakukan propaganda dan provokasi di media sosial, agar masyarakat bingung dan tidak punya pegangan. Yang terjadi saat ini, begitu mudah orang menebar kebencian hanya karena berbeda pandangan. Bahkan, ketika berbeda keyakinan langsung dianggap sesat atau kafir. Pandangan ini jelas salah, karena Rasulullah SAW pun tidak pernah memberikan contoh. Bahkan dalam ajaran Islam atau agama yang lain, tidak ada anjuran untuk menebar kebencian.

Persaudaraan dan persatuan merupakan hal yang tak terpisahkan. Meski diantara kita punya latar belakang agama yang berbeda, kita semua adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, yang harus saling membantu satu sama lain. Dan satu hal yang perlu kita ingat adalah, pada dasarnya setiap manusia tidak bisa hidup sendiri. Antar manusia selalu membutuhkan manusia yang lain. Karena itulah, mari terus perkuat tali persaudaraan dan persatuan. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun