Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandemi, Saling Peduli dan Inovasi

8 Agustus 2021   08:38 Diperbarui: 8 Agustus 2021   09:11 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pandemi, Saling Peduli dan Inovasi. Sumber: kompas.com

Pandemi covid-19 telah melanda hampir di seluruh negara di dunia ini, termasuk di Indonesia. Pandemi telah membuat ribuan bahkan jutaan meninggal. Pandemi juga telah membuat perekonomian banyak negara masuk ke jurang resesi, banyak perusahaan yang gulung tikar, pengangguran bertambah dan masih banyak dampak buruk lainnya.

Ada pepatah yang mengatakan dalam setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Namun, terkadang tidak semua orang bisa menangkap hikmah dalam setiap peristiwa. Mungkin karena orang tersebut terlena dengan apa yang dia pikirkan sendiri, sampai tidak pernah memikirkan orang lain. 

Di masa pandemi ini, banyak orang yang memikirkan dirinya sendiri. Karena pandemi telah merusak perekonomian, yang berujung pada pemutusan hubungan kerja. Namun, tidak sedikit yang juga memikirkan orang lain. Dengan saling peduli, diharapkan bisa saling menguatkan di masa pandemi ini.

Memang butuh waktu yang tidak singkat untuk meyakinkan tentang bahayanya covid-19. Butuh proses untuk mendisiplinkan masyarakat, agar benar-benar disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ketika provokasi terus menguat yang menilai pemerintah tidak bisa bekerja, justru mulai bermunculan orang-orang baik yang mengajak publik untuk saling peduli. 

Banyak masyarakat yang mengajak memprovokasi positif dengan cara meminjamkan tabung oksigennya, meminjamkan oksimeternya atau menyisihkan sebagian rezekinya untuk masyarakat yang terpapar virus corona.

Pandemi telah mengajarkan tentang pentingnya kepedulian. Pandemi tidak bisa dihadapi dengan sikap acuh, dengan ego, atau dengan amarah. Seperti kita tahu, saat ini banyak sekali masyarakat yang kesal bahkan marah karena kebijakan perpanjangan pembatasan level empat. 

Banyak orang yang mengeluhkan susah mencari uang karena kebijakan pembatasan. 

Banyak perusahaan mengeluhkan karena sudah tidak bisa bertahan. Semua orang teriak. Ironisnya, dalam kondisi seperti ini ada saja oknum yang memperkeruh dengan provokasi, hate speech dan hoaks.

Di masa pandemi ini tidak ada yang teriak. Semua orang pasti teriak. Tapi pandemi harus dilewati dengan optimisme, tidak boleh dengan mengeluh, dengan caci maki ataupun provokasi. Semua negara termasuk Indonesia belum ada pengalaman menghadapi virus seperti corona ini. 

Semuanya berproses melakukan berbagai adaptasi untuk bisa bertahan. Begitu juga dengan kita sebagai masyarakat biasa, harus bisa beradaptasi di masa susah seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun