Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Menjaga Negeri dari Bahaya Radikalisme dan Ekstrimisme

27 Juni 2021   07:53 Diperbarui: 27 Juni 2021   07:56 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak nilai-nilai kearifan lokal. Nilai-nilai yang lahir dan berkembang di Indonesia ini, terbukti mampu menjadi benteng dari segala pengaruh buruk. Memang tak dipungkiri, perkembangan teknologi telah membuat masyarakat bisa mengadopsi pandangan dari luar yang belum tentu cocok jika diterapkan di Indonesia. Salah satunya adalah khilafah yang sering digaungkan oleh kelompok radikal, jelas tidak tepat dan bertentangan dengan Pancasila. Paham semacam ini harus terus dilawan, agar tidak merubah generasi penerus menjadi generasi yang intoleran dan radikal.

Generasi yang terpapar radikalisme dan intoleransi, akan menjadi generasi perusak. Mereka akan terus mempersoalkan keberagaman yang merupakan keniscayaan negeri ini. Mereka akan terus mengklaim dirinya yang paling benar. Syariat Islam harus diterapkan karena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Orang-orang atau kelompok semacam ini sudah terpapar paham ekstrimisme dan harus dikembalikan. Menjadi tugas kita Bersama untuk mencegah agar masyarakat tidak terpapar, dan mengembalikan lagi bagi masyarakat yang telah terpapar.

Untuk mencegah penyebaran ideologi ekstrimisme dan radikalisme, pemerintah telah meluncurkan  Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah Pada Terorisme (RAN PE) tahun 2020-2024. RAN PE ini bisa menjadi upaya untuk membendung gelombang provokasi radikalisme dan ekstrimisme di ruang-ruang publik seperti media sosial.

Seperti kita tahu, penyebaran bibit radikalisme dan ekstrimisme terus terjadi di era digital seperti sekarang ini. Tinggal klik saja, proganda radikalisme bisa langsung disebarkan melalui internet. Dan praktek semacam ini sudah terjadi bertahun-tahun. Tak heran jika sebagian generasi muda banyak yang terpapar paham menyesatkan ini. Sebagian diantara mereka mulai bergabung dengan jaringan teroris. Jika kita melihat pelaku teroris di Indonesia dalam beberapa tahun kebelakang, didominasi oleh anak-anak muda.

Jika melihat fakta diatas memang sangat menyedihkan, Sungguh sangat ironis. Negeri yang punya banyak nilai-nilai kearifan lokal, justru tidak diserap oleh generasi penerusnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila justru dianggap sesat dan kafir. Padahal, nilai-nilai luhur itu terbukti mampu menyatukan berbagai keragaman yang ada di Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut juga mampu mengantarkan pada kemerdekaan, setelah ratusan tahun hidup dalam penjajahan.

RAN PE harus mampu melahirkan masyarakat yang aktif melakukan kontra narasi dan deradikalisasi di dunia maya ataupun dunia nyata. Hal itu penting karena bibit radikalisme dan ekstrimisme tanpa disadari sudah banyak dilakukan oleh masyarakat awam. Hate speech adalah titik awal. Seseorang yang terus memelihara bibit kebencian dalam dirinya, akan dengan mudah terpapar paham radikalisme dan ekstrimisme. Mari mulai kendalikan kebencian itu jika belum bisa menghilangkan. Mari mulai bekali diri dengan literasi, agar kita bisa melihat sebuah peristiwa atau kebijakan secara utuh.

RAN PE tidak akan ada fungsinya jika hanya pada tataran aturan tanpa diimplementasikan. RAN PE harus ditanamkan dalam setiap orang di Indonesia, lalu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita sekarang bisa bersatu melawan penyebaran virus corona, semestinya kita juga bisa bersatu melawan penyebaran virus radikalisme dan ekstrimisme. Karena virus menyesatkan ini sama-sama berbahayanya bagi negeri. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun