Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika ISIS Eks-WNI Berlindung di Balik Dalih Kemanusiaan

16 Februari 2020   01:23 Diperbarui: 16 Februari 2020   01:26 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
No ISIS - detiknews.com

Beberapa tahun yang lalu, tidak sedikit dari warga negara Indonesia yang  memutuskan bergabung dengan kelompok ISIS. Padahal, ketika itu ISIS seringkali menebar teror dan ketakutan di media sosial. 

Hampir setiap hari ada saja orang yang dibunuh dengan berbagai cara. Dan proses eksekusi tersebut kemudian disebarluaskan. Pertanyaannya, kenapa banyak orang dari berbagai negara memutuskan bergabung dengan ISIS?

Rupanya, ada pemahaman yang keliru yang masuk dalam setiap pribadi orang yang datang ke Suriah ketika itu. Mereka berpikir konsep negara khilafah itu merupakan solusi atas ketidakadilan, solusi atas berbagai persoalan yang selama ini terjadi.

Setelah bergabung, ada yang memutuskan menjadi pengikut setia, namun ada juga yang mulai berpikir logis. Bahwa janji manis ISIS yang dikatakan di media sosial, nyatanya tidak sesuai dengan kenyataan.

Ada beberapa WNI yang pernah datang ke Suriah dan berhasil pulang ke Indonesia, memberikan pengakuan yang sangat mengejutkan. Mereka mengatakan bahwa ISIS telah melakukan kebohongan. ISIS telah memperalat anak-anak laki-laki untuk menjadi pasukan perang.

Sementara yang perempuan dijadikan budak seks para pejuang. Ironisnya, hal itu dianggap bagian dari perbuatan menegakkan agama. Ketika kesadaran terbangun, tidak sedikit dari beberapa orang yang sudah terlanjur di Suriah ingin pulang ke negaranya masing-masing.

Namun tidak sedikit pula yang tetap ingin berjuang. Anak-anak banyak diajarkan mengoperasikan senjata. Diajari cara-cara berperang ala militer. Bahkan anak-anak asal Indonesia ada juga yang diajarkan cara-cara berperang dengan senjata asli.

Perihal anak-anak ini pernah viral di media sosial. Bahkan ada juga aksi pembakaran paspor Indonesia. Tidak hanya anak-anak, ada juga perempuan yang diajak ke Suriah oleh suaminya.

Ketika suaminya menjadi korban, para perempuan dan anak yang telah terpapar ideologi teror ini, terlunta-lunta karena ISIS yang diharapkan menjadi solusi, telah hancur berkeping-keping.

Dan mereka itulah yang kemudian saat ini menjadi perbincangan. Atas nama kemanusiaan, ada wacana untuk memulangkan para anggota ISIS tersebut. Pemerintah Indonesia sudah menyatakan dengan tegas, tidak ada niat sedikit pun untuk memulangkan mereka.

Ada jaga yang menilai, keputusan tersebut bertentangan dengan hak asasi manusia. Karena setiap manusia yang ada di bumi ini mempunyai hak yang sama. Pernyataan diatas memang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun