Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Kesadaran Generasi Milenial Melawan Kebencian Digital

3 Mei 2019   07:40 Diperbarui: 3 Mei 2019   08:02 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saring Sebelum Sharing - jalandamai.org

Era milenial seperti sekarang ini telah membuat berbagai macam informasi berkembang begitu pesat. Informasi dari belahan dunia manapun, bisa kita akses hanya dengan menggunakan smartphone. Kemajuan jaman ini juga telah mengubah bagaimana kebiasaan seseorang untuk mengisi kesehariannya. 

Hampir segala aktifitas manusia di dunia nyata, mulai bergeser ke dunia maya. Bahkan, tren kejahatan pun juga mulai bergeser ke kejahatan digital. Dan untuk melampiaskan ekspresi, kebencian dan perasaan pun, juga bergeser ke dunia digital. Itulah yang terjadi di era milenial. Kebencian pun juga merambah ke dunia digital.

Tak dipungkiri, penyebaran hoaks dan kebencian mulai semakin massif seiring dengan perkembangan media sosial. Terlebih ketika kelompok radikal juga mulai marak menggunakan media sosial, untuk menyebarkan propaganda radikalisme. 

Sejak itulah, media sosial tidak hanya sebagai media untuk berinteraksi, media untuk mengakses informasi, tapi juga media untuk menebarkan informasi bohong dan kebencian. 

Dan praktek menebar kebencian ini nyatanya telah dimanfaatkan sejumlah orang, untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Munculnya kelompok Saracen atau MCA, merupakan bukti bahwa memproduksi pesan kebencian mulai marak. Tidak hanya ketika memasuki tahun politik, usai pilpres produksi pesan kebencian masih saja terjadi.

Karena pesan kebencian ini banyak menyebar secara digital, sebagai generasi yang tumbuh di era milenial juga harus aktif memutus bibit radikal ini. Pesan kebencian merupakan bibit terjadinya radikalisme. Orang yang mudah membenci, yang mudah mengklaim dirinya paling benar, mereka akan mudah terpapar propaganda radikalisme. 

Mereka akan mudah terprovokasi pesan hoaks dan kebencian. Akibatnya, banyak orang mudah terpancing amarahnya. Padahal, informasi yang diyakini benar tersebut, sepenuhnya hoaks yang dibumbui pesan kebencian di dalamnya.

Usai pilpres ini misalnya, ajakan untuk melakukan tindakan tidak terpuji masih sering muncul di dunia maya. Bahkan, kepolisian menyatakan intensitasnya mengalami peningkatan. Ini bukti bahwa sudah ada sebagian masyarakat yang terpapar pesan kebencian, dan sudah berani menyebarkannya. 

Ini artinya, level terpaparnya itu terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya provokasi kebencian. Jejak kebencian digital ini harus disudahi. Semua pihak harus berkomitmen untuk memutus pesan kebencian ini, agar tidak menyebar. Dan kita, sebagai generasi milenial juga harus berkomitmen memutus konten radikal.

Mulailah dari hal-hal yang sederhana. Jika kalian terbiasa membuat status, buatlah status yang menyejukkan dan tidak provokatif. Jika kalian seorang bloger ataupun vloger, buatlah konten yang bisa menyatukan semua keragaman. Karena Indonesia ini negara majemuk, maka hidup dalam perbedaan dan keragaman merupakan keniscayaan yang harus dihadapi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun