Mohon tunggu...
Ahmad Raziqi
Ahmad Raziqi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Malam yang Kesekian Kalinya

19 November 2018   19:44 Diperbarui: 19 November 2018   19:54 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Suatu sisi kebahagiaan yang tiada tara, iyalah melihat bagaimana bersinarnya bulan diangkasa raya. Dengan bintang yang terselimuti oleh doa beratus-ratus tahun lamanya, sehingga tiada lagi kata perjuangan kecuali perjuangannya. Umurnya memang sebentar namun usianya tak lekang oleh waktu dan ruang apapun. Manusia yang memang disucikan oleh karena keluhurannya diatas keluhuran manusia lain, keistimewaannya diatas teristimewa. Mari kita ucapkan salam dan shalawat padanya.

Ketika keraguan, kegelisahan, kerancuan, kegundahan dan kesedihan memang dapat terpecahkan oleh romantisme perjuangan dan kegigihannya, maka tetesan air mata adalah gambaran bahwa dia benar disempurnakan. Telah banyak diri ini menemukan bagaimana peristiwa yang maha dahsyat tapi masih kalah dengan mu'zizat yang dikaruniakan oleh Tuhan kepadanya.

Biarkan bumi senyap seketika, lalu merasakan cahayanya dengan suara menyebut namanya dari segala penjuru dunia. Allahumma sholliala Muhammad.. tanamkan disandari dan biarkan namanya menari-nari berputar ibarat tari sufi yang tiada rasa keduniaan didalamnya. Jika kesibukan masih menjadi remote kontrol yang buat terpental-pental diri ini kesegala maksiat maka ingatlah bahwa ini adalah malam Kesekian kalinya.

Jika memang hidup ini adalah tujuan maka kebinasaan itu adalah keniscayaan. Jika memang hidup ini merupakan pilihan maka kematian adalah tujuan. Kalau cinta adalah kekuatan maka jadikan dia bersemayam di lubuk hati yang terdalam agar tetap tak terlupakan. 

Karena munusia memang tepat salah dan kelupaan maka malam ini aku katakan malam kesekian kalinya, karena aku lupa bagaimana aku mengingatmu seketika ketika aku jatuh tertimpa dunia. 

Malam ini kesekian kalinya karena menurutku sudah berapa hitungan engkau menjadi payung Rahmat dan syafa'at bagi ummat sejagad raya, malam ini kesekian kalinya karena engkau punya cinta yang tulus yang mengelus liang hati dan malam ini kesekian kalinya akibat aku lupa bagaimana aku menutupi malu karena aku mengaku-ngaku umatmu Muhammad Rasulullah, tapi masih jauh dari pada cinta yang diajarkan oleh dirimu dari kejauhan. Aku masih jauh denganmu....Allahumma Sholliala Muhammad....

Maulid Berkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun