Mohon tunggu...
Ahmad Ramadhan
Ahmad Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan, Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas

saya seorang lulusan dari jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas,

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pt Bukalapak Tbk Terjaring Kasus PSAK 1

4 Desember 2022   19:56 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:57 3706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kasus Permasalahan Bukalapak memiliki kemiripan dengan kasus Garuda Indonesia, namun tidak sama. Bukalapak berinvestasi di sejumlah perusahaan, antara lain di bank (Bank Harda) dan PT Belajar Tumbuh Berbagi. Ada lima isu utama yang menarik. Pertama, salah saji material laporan interim 30 September 2021. Kedua, potensi kekeliruan akun/pos untuk mencatatkan sesuai PSAK 71. Ketiga, keterbukaan informasi akibat kekeliruan yang material. Keempat, kecukupan kompetensi bidang akuntansi para pihak terkait. Terakhir, harga saham yang naik secara fantastis.

Beberapa kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan terkait nilai investasi di entitas anak di mana satu juta dolar AS dicatatkan sebagai satu miliar dolar AS oleh manajemen. Selanjutnya laporan keuangan kuartal 1 -- 2022 juga dicecar oleh BEI hingga 2 kali yakni di tanggal 17 mei 2022 dan 23 mei 2022, hal ini di karenakan pada kuartal 1-2022 yang disajikan oleh buka lapak ini tidak di audit, nah disini terdapat suatu keganjilan dimana Laba usaha yang sebelumnya tercatat merugi hampir Rp 328 miliar pada 31 Desember 2021 tiba-tiba berbalik untung menjadi Rp 14,4 triliun.

Awalnya Bukalapak berhasil membalikkan kerugian pada Triwulan 1 2021 menjadi laba bersih pada periode Triwulan 1 2022. Menurut laporan keuangan perusahaan, Bukalapak mencetak laba bersih Rp 14,55 triliun per 31 Maret 2022. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, masih membukukan rugi bersih Rp 323,25 miliar. Turnaround atau pembalikan rugi bersih ke laba bersih yang dialami Bukalapak terjadi seiring meningkatnya laba usaha secara signifikan menjadi Rp 14,42 triliun pada triwulan I 2022, dari periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi usaha Rp 327,99 miliar.

Permasalahan selanjutnya adalah terdapat kesalahan dalam penyajian lainnya. Laporan keuangan PT Bukalapak.com Tbk pada kuartal III tahun 2021 terjadi kesalahan penyajian. Hal ini terjadi pada nilai akuisisi PT Belajar Tumbuh Berbagi sebesar 1 miliar dollas AS atau setara dengan Rp 14,3 triliun (nilai kurs pada saat itu 14.341 per dollas AS). Seharusnya nilai akusisi tersebut adalah 1 juta dollar AS atau setara dengan 14,36 miliar.

BEI juga masih mencecar BUKA soal pencatatan yang dianggap tidak wajar ini. Regulator mempertanyakan apa yang menjadi pertimbangan Bukalapak menyajikan laba nilai investasi sebagai komponen laba usaha dan bukan setelah laba usaha dan menjadi komponen laba (rugi) sebelum pajak mempertimbangkan kegiatan usaha utama Perseroan bukan mencari keuntungan melalui transaksi efek?

Fairuza Ahmad Iqbal selaku Head of Media & Communications Bukalapak telah mengakui adanya kesalahan dalam pencatatan yang terjadi. Selain itu pihak Bukalapak telah  melakukan klarifikasi terhadap kesalahan penyajian nilai akuisisi kepada BEI "Sehubungan hal tersebut, kami mengklarifikasi bahwa transaski jual beli saham antara PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI) dan PT Bina Unggul Kencana (BUK) yang terjadi pada 4 November 2021 terkait pembelian 100% saham-saham PT Belajar Tumbuh Berbagi sebanyak 11.340 saham adalah senilai 1 juta dollah AS dan bukan 1 milliar dollar AS."

Menurut Fairuz, informasi mengenai nilai jual beli saham telah dicantumkan dalam Addendum Atas Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang ditandatangani oleh KKI dan BUK pada 11 januari 2022. Informasi lebih lanjut akan dimuat dalam Laporan Keuangan Kuartal IV 2021. Berdasarkan hasil keterbukaan informasi di BEI, tidak terdapat dampak terhadao kegiatan operasional atau kelangsungan usaha perseroan.

Berdasarkan masalah diatas dapat kita lihat bahwa perusahaan buka lapak tersebut tidak melakukan penyajian laporan keuangan sesuai dengan yang telah di atur dalam PSAK 1. Tujuan yang tertulis dalam PSAK 1 yakni Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Nah disini kita melihat ketimpangan antara laporan keuangan pada periode 31 Desember 2021 dengan penyajian laporan keuangan pada periode kuartal 1 yakni maret 2022.

PSAK 1 juga mengungkapkan dalam laporan laba rugi yakni "jumlah pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen pendapatan komprehensif lainnya." Sedangkan pada kasus ini perusahaan buka lapak tersebut menggabungkan semua pendapatan yang mana pendapatan tersebut tergolong pendapatan komperhensif. Seharusnya pendapatan yang diperoleh dari investasi ini harus diserahkan atau disajikan sebagai laba nilai investasi bukan sebagai komponen laba usaha dan bukan setelah laba usaha dan menjadi komponen laba (rugi) sebelum pajak mempertimbangkan kegiatan usaha utama Perseroan bukan mencari keuntungan melalui transaksi efek.

Isu mengenai permasalahan terkait salah saji material berkaitan dengan PSAK1. Dalam memenuhi tujuan dari PSAK 1 (paragraf 9) dinyatakan bahwa laporan keuangan setidaknya harus memberikan informasi tentang aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dan arus kas. Pada PSAK 1 dinyatakan bahwa semua item pendapatan dan beban yang diakui dalam periode berjalan harus dimasukkan dalam laba atau rugi kecuali sebuah standar atau interpretasi menyatakan lain.

Dalam PSAK 1 paragraf 81 juga dijelaskan bahwasanya laporan harus terdiri dari laba atau rugi, total pendapatan komprehensif lainnya, pendapatan komprehensif selama periode, dan alokasi laba rugi dan pendapatan komprehensif untuk periode berjalan antara kepentingan non-pengendali dan perusahaan induk. Dan ditambahkan dalam paragraf 82 bahwa b pendapatan komprehensif lainnya diperlukan untuk menyajikan pos-pos yang diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, dan dikelompokkan antara pos-pos yang akan atau tidak akan direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun