Mohon tunggu...
Ahmad Qoiman
Ahmad Qoiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Ahmad Qoiman, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Solidaritas di Pondok Pesantren Husnul Hidayah

3 Januari 2016   21:59 Diperbarui: 4 Januari 2016   07:31 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang akan kau lakukan kalau orang tuamu hendak memasukkanmu ke pondok pesantren?. Menyetujuinya atau malah justru menolaknya, jawabannya tentu kembali pada pribadi masing-masing. Mungkin untuk sebagian remaja, jika orang tuanya akan memasukannya ke pesantren mereka akan menolaknya, karena mereka berpikir kalau di pesantren itu kegiatannya jadi di batasi, tidak bisa bebas bermain kemanapun mereka mau.

Tapi itu tidak sepenuhnya benar, karena tidak semua pondok pesantren menerapkan sistim seperti itu. Di kabupaten Kebumen, tepatnya di desa karang tanjung, kecamatan Alian ada sebuah pondok pesantren yang sangat bagus untuk kalian para remaja.

Pondok pesantren Husnul Hidayah adalah sebuah pesantren yang berbasis salafi tapi tetap mengimbangi globalisasi yang terjadi saat ini. Salah satu bukti nyatanya adalah di dirikannya sekolah di bawah naungan yayasan pesantren, seperti MI dan MTs sudah berdiri kokoh di sana . Dan hal yang paling menarik di pesanten ini adalah solidaritas yang sangat tinggi di antara para santri, hampir setiap kegiatan yang ada dilakukan bersama-sama, pastilah hal itu bisa melatih solidaritas pada diri mereka. Sebagai contoh, jika ada santri yang baru kembali ke pesantren setelah liburan, yang di bawa pastilah sebungkus nasi besar beserta sayur dan lauk pauknya, kemudian semua itu di makan bersama-sama oleh semua penghuni kamar tanpa menggunakan piring atau pun sendok, akan tetapi di tuangkan pada satu penampan dan siap dilahap rame-rane. Sungguh akan menjadi pemandangan yang sangat indah.

Selain itu,mereka juga sangat kompak untuk masalah kebersihan,setiap hari halamah,lantai dan masjid di bersihkan bersama.Karena sapu yang tersedia terbatas, tak jarang mereka berebut untuk mendapatkanya agar bisa ikut berpartisi dalam kegiatan bersih-bersih tersebut.
.
Dalam hal pembelajaran pun menggunakan sistim yang menarik, setiap dari mereka yang tidak bisa mengafal materi pembelajaran akan dihukum untuk berdiri di depan kelas, dengan harapan mereka lebih bersungguh-sungguh dalam belajar. Untuk para pengajarnya sendiri, selain pengasuh pondoknya yang memberikan materi pembelajaran ada juga mereka para senior yang di rasa sudah cukup mampu untuk menyampaikan materi kepada para juniornya.

Kegiatan yang menarik lainnya adalah saat ada peringatan hari besar islam seperti maulud Nabi, Isra’ Mi’raj, dan lainnya. Saat acara tersebut akan di mulai, para santri barbaris rapi di depan gerbang masjid untuk menyambut tamu yang datang,ada juga yang siap dengan penampan yang berisi snack dan minuman untuk di bagikan kepada para tamu undangan saat istirahat.Para petugas acara separti pembawa acara, qori-nya pun diambil dari santri yang tentunya santri yang sudah ahli dalam bidang itu.

Saat puasa ramadhan tiba, pondok pesantren kedatangan tamu spesial, mereka adalah para pelajar SMP dan SMK yang melaksanakan kegiatan pesantren kilat yang diadakan oleh sekolah mereka. Para santri harus belajar bagaimana pentingnya menghormati tamu yang ada,apalagi tamunya tidak sedikit. Setidaknya ada sekitar dua ratus pelajar yang mengikuti pesantren kilat tersebut.Tentu bukan hal mudah dalam menghadapi hal tersebut, mereka harus antri untuk mandi, berbagi air yang biasanya saat ramadhan sedang kekeringan.

Ketika hari raya Idhul Adha, ada pesta besar disana. Pestanya adalah memasak besar-besaran daging qurban yang diberi oleh pihak masjid. Dagingnya bisa dibuat tongseng,di sate, atau di gulai.Yang pasti menunya serba daging. Cara makannya pun cukup menarik, seluruh santri di kumpulkan di halaman ponpes, kemudian disiapkan banyak lembaran daun pisang untuk menuang menu yang sudah di siapkan, dan yang terjadi berikutnya adalah semua santri berbaur dalam rasa gembira yang tiada tara.

Untuk yang terakhir, di ponpes husnul hidayah ini, juga ada grup hadroh yang cukup sering di undang di berbagai tempat untuk mengisi acara.Penampilannya pun sudah tidak diragukan lagi, saat mereka pulang dari manggung,pastilah membawa makanan yang banyak dan itu dibagikan pada santri-santri yang ada di pondok yang tidak ikut manggung.

Sekian dulu tentang ponpes husnul hidayah karang tanjung. Jadi, jangan pernah berpikir kalau di pondok pesantren itu seperti di penjara, tapi malah sebaliknya selain bisa belajar bersolidaritas, kegiatannya tetapa asik dan menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun