Mohon tunggu...
Ahmad Ovi
Ahmad Ovi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golput Imbas dari Miss Communication

6 September 2016   13:46 Diperbarui: 6 September 2016   14:34 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-harinya. Melalui komunikasi manusia dapat memahami serta memenuhi kebutuhan diri dan lingkungan dalam menciptakan realitas.

Bradac dan Bower menyatakan bahwa “tidak ada manusia yang tidak berkomunikasi”. Dari teori tersebut dapat diartikan bahwa setiap insan tanpa kecuali terlibat proses komunikasi. Dengan komunikasi manusia mampu menciptakan norma dan sistem kehidupan yang mensejahterakan bagi semua; termasuk aturan-aturan dalam kehidupan, tercipta melalui proses komunikasi sebelumnya.

Dalam Prosesnya komunikasi tidak selamanya berjalan efektif, pesan yang komunikator sampaikan kepada komunikan terkadang tidak mampu mempengaruhi komunikan agar memiliki persepsi yang sama dengan komunikator dalam arti kata komunikator tidak mampu memberikan efek behavioral kepada komunikan.

Dibidang politik masalah seperti ini sudah terjadi sejak dulu, dimana kita tau bahwa setiap pemilihan umum selalu ada  golongan putih atau yang biasa dikenal golput. “Ingatkah kalian bahwa pada tahun 2014 suara perolehan tingkat golongan putih mencapai 24,89 persen? (news.detik.com, 10/052014) .

Lantas apakah penyebab hal ini dapat terjadi?  

Menurut saya Keberadaan golongan putih di setiap pemilihan umum merupakan bukti kurangnya efektifitas antara aktor politik dan masyarakat dalam berkomunikasi hal ini terjadi karena kurangnya rasa saling percaya satu sama lain, masyarakat beranggapan bahwa partisipasinya terhadap proses politik tidak akan memberikan keuntungan kepada dirinya sehingga pesan pesan yang disampaikan dari aktor politik dianggap hanyalah omong kosong.

Tidak itu saja banyaknya jumlah aktor politik dalam hal ini partai politik membuat masyarakat menjadi bingung karena setiap partai politik memberikan pesan yang berbeda-beda berdasarkan kepentingan mereka saja, dengan banyaknya pesan yang berbeda-beda hal ini membuat masyarakat sukar dalam menetukan siapa yang harus dituruti. Kondisi ini mengakibatkan kemungkinan masyarakat akan memilih semuanya yang mengkibatkan suaranya tidak tehitung (golput).

Karena Golput bukanlah pilihan tepat dan cenderung mendorong masyarakat apatis. Kondisi ini bisa menciptakan rendahnya legitimasi pemerintah serta mendorong munculnya masyarakat yang antipati terhadap perkembangan politik. Maka solusi yang tepat menurut pandangan saya adalah Pertama, aktor politik terutama partai politik harus bekerja keras, berpacu dengan waktu mensosialisasikan dirinya melalui berbagai cara sepanjang memperhatikan etika dan ketentuan yang berlaku sehingga masyarakat tidak menjadi kebingungan dan ada kemantapan dalam bersikap.

Kedua, waktu kampanye harus benar benar bisa digunakan dengan baik oleh parpol untuk memperkenalkan dirinya dan memaparkan programnya kepada masyarakat sehingga masyarakat yang merupakan sasaran dari pesan tersebut percaya dan terpikat dengan parpolnya dan tidak bingung dalam menentukan pilihan. Ketiga, karena peran media sangat berpengaruh terhadap masyarakat baik media cetak, media elektronik, maupun media baru dan semuanya itu memberikan efek, sehingga pemanfaatan media dengan baik juga dapat membuat masyarakat untuk tidak golput.

NAMA                        : AHMAD OVI RONI

NIM                            : 07031181520160

MATA KULIAH       : KOMUNIKASI POLITIK

KAMPUS                   : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DOSEN PENGAMPU : NUR ASLAMIAH SUPLI BIAM M,Sc

SUMBER BERITA    : news.detik (diakses pada 2 September 2016 pukul : 16:22)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun