Mohon tunggu...
Ahmad Noven Friyandi
Ahmad Noven Friyandi Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswa

- Akidah dan Filsafat. Univ. Al-Azhar Kairo - Penikmat musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nafsu Liar Pembawa Malapetaka

6 Februari 2020   15:43 Diperbarui: 6 Februari 2020   16:47 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal yang paling berat bagi seorang hamba adalah istiqomah. Sulit rasanya untuk konsisten melakukan ibadah. Menjaga sholat tepat waktu terus-menerus, menjaga zikir terus menerus, menjaga lisan agar tidak berbohong dan menjaga mata agar tidak melihat sesuatu yang dilarang Allah SWT., merupakan hal yang sulit dipertahankan. Mungkin teman-teman juga merasakannya.

Saya sendiri ketika sudah melakukan hal-hal hedonistik, membuat saya merasa lupa akan eksistensi tuhan saya, wal iyya dzubillah. Saya jadi sholat tidak tepat waktu, malas belajar, malas ngafal Quran, malas bekerja, pokoknya saya merasa melas untuk melakukan hal-hal positif. Yang saya fikir ketika itu hanyalah kehendak saya, saya merasa bahagia ketika saya mengikuti kehendak saya.

Tapi, lama-kelamaan saya merasa sadar bahwa ketika saya terus-menerus mengikuti kehendak saya, saya merasa hidup saya semakin kacau dan tidak bernilai. Saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri  kenapa saya jadi begini, saya sempat berfikir apakah ini yang di maksud "kami sesatkan kamu setelah kami beri petunjuk" ? naudzu billahi min zalik.

Saya pun merasa harus berhenti mengikuti kehendak saya kala itu. Ingin rasanya kembali ke rutinitas positif seperti sebelumnya. Akan tetapi teramat sulit bagi saya.

Saya pun menjauhkan wasilah-wasilah yang dapat mengantar saya kepada perbuatan menuruti kehendak saya. Semuanya sudah berhasil saya jauhi kecuali HP. HP memang alat yang sulit dipisahkan  dari hidup saya saat ini. kebanyakan dari kita semua akan hampa hidupnya jika tidak punya HP, tidak punya paket internet, atau jaringan internet.

Tapi Alhamdulillah saya merasa Allah telah menolong saya. HP saya tiba-tiba tidak berfungsi ketika saya mainkan. Touch Screen nya tidak berfungsi, tombol bungkamnya juga tidak berfungsi. Saat itu saya hanya bisa menunggu baterainya habis, lalu kembali dicas dan dihidupkan untuk memulihkannya.

Saya pun, mulai bingung mau ngapain. Mau makan males, mau main juga bimbang takutnya saya semakin memperturutkan kehendak saya. Saya hanya terbaring dan memikirkan apa yang menyebabkan saya menjadi begini, menjadi jauh dari akitfitas positif, dan hanya menuruti kehendak dan keegoisan saja.

Pertanyaan-pertanyaan saya mereaksikan saya untuk mencari jawabannya. Saya pun mulai mencari jawabannya di buku saya yang tergeletak di meja yang berjudul Risalah Qusairiyah Sumber Kajian Ilmu Tasawuf.  Di dalamnya saya menemukan berbagai kebijaksanaan ulama-ulama sufi dan berfikir untuk membuat artikel dari apa yang saya alami ini, menjelang HP saya kembali pulih wkwk.

Salah satunya ialah Muhammad bin Fudhail, beliau berkata "kesenangan atau kesenggangan merupakan pembebasan dari syahwat dan kesenagan nafsu."

Melalui buku itu Imam Qusyairi juga berkata "nafsu mempunyai dua sifat yang mampu mencegah kebenaran. Pertama, ketekunannya mengikuti syahwat dan kedua mencegah ketaatan. Jika nafsu ketika mengendarai keinginannya (hawa nafsu) liar (lafadz asli : lari) tidak terkendalikan, maka dia wajib dikekang dengan kekang takwa. Jika seorang hamba berhenti dengan menetapi perintah-perintah agama, maka dia wajib digiringi pada penentangan hawa nafsu."

Dan dari Dzun Nun Al-Mishri "kerusakan masuk pada makhluk melalui enam perkara. Pertama, lemahnya niat untuk berbuat amal akhirat. Kedua, badan yang dijadikan nafsunya. Ketiga, angan-angan yang panjang yang menguasai dirinya, padahal ajal sangat dekat. Keempat, lebih mengutamakan keridhaan makhuk daripada keridhaan Allah SWT. 

Kelima, mengikuti kemauan hawa nafsu dan meninggalkan Sunnah Nabinya dengan diletakkan di belakang punggungnya. Keenam, menjadikan ketergelincirian lidah sebagai argumen yang membela dirinya dan pada sisi lain mengubur sebagian besar perilakunya."

Melalui buku ini saya mendapat jawaban, mulai dari kenapa saya saat ini lebih suka meuruti kehendak saya, yang sudah di jelaskan Muhammad bin Fudhail. Lalu, tentang sifat Nafsu dari Imam Qusyairi. Dan kenapa saat ini saya merasa hancur, juga telah dijawab oleh Dzun Nun Al-Mishri.

Tambahan quote dari guru saya, syekh Hisyam kamil "jika nafsu tidak diarahkan ke yang baik, maka nafsu akan terus-menerus mengarah kepada yang buruk."

Peristiwa ini memang saya alami ketika saya sudah libur kuliah. Di waktu kuliah biasanya saya disibukkan dengan aktifitas-aktifitas positif, dan ketika libur ini aktifitas-aktifitas yang tidak bisa saya lakukan di waktu kuliah saya tumpahkan, seperti nonton anime One Piece, main musik, dan main video game.

Mungkin karena saya sudah sampai pada titik jenuh dihadapkan dengan pembelajaran-pembelajaran yang dihiasi dengan ancama tidak naik kelas seperti yang biasa kita jumpai di sekolah dan universitas. Nonton anime, main musik, atau main video game sih sah-sah saja tidak ada yang melarang, akan tetapi jika dinikmati terus-menerus dan sampai melanggar batasan syariat bisa membuat kita lupa mengingat Allah SWT. 

Ternyata aktifitas penurutan hawa nafsu bisa membawa malapetaka bagi kita. ketika nafsu itu semakin dituruti, maka nafsu akan semakin liar dan bahkan bisa berdampak pada keikutsertaan syahwat, maka satu-satunya yang bisa mengekangnya adalah takwa. Maka dari itu di saat seperti ini kita butuh teman yang sholeh agar bisa kita mintai nasihat, agar teman itu bisa selalu membawa kita pada takwa.

Maka dari itu, menundukkan nafsu adalah upaya penting bagi para sufi atau salik dalam mencegah diri dari maksiat. Wallahu a'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun