Mohon tunggu...
Ahmad Muttaqillah
Ahmad Muttaqillah Mohon Tunggu... Dosen - Berjuanglah menuju persatuan dan kesatuan

Praktisi Pendidikan MP UIN Jakarta Dosen Luar Biasa UMJ/UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Burung dalam Sangkar

12 Juli 2021   19:03 Diperbarui: 23 Juli 2021   08:02 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batin menangis hati patah
riwayat tertulis penuh dengan
tetesan air mata

Sungguh ini suatu ujian
tetapi hendaklah kau bersabar
jujurlah kepada Tuhan

Wahai kau burung dalam sangkar
dapatkah kau menahan siksa
dari kekejaman dunia
yang tak tahu menimbang rasa."

 

Lagu itulah yang terdendang dalam hatiku setiap saat, dalam bebrapa bulan lamanya, kira-kira satu tahun aku segera melepaskannya karena sayap dan paruhnya sudah cukup kuat untuk terbang dan mencari makan sendiri.

 Aku masih mendengarkan suara tekukur yang bersahut-sahutan di atas genting. Bunga-bunga sepatu yang merah tua dan cerah sudah merekah. Mataku menatap tak melepaskannya. Bunga itu dulu kecil sekali kupotes dari kaki Gunung Salak saat liburan bersama keluarga, sebagai kenangan untuk anakku Amel, yang setiap pagi merengek minta bunga sepatu untuk praktik pelajaran ilmu pengetahuan alam. kini menjadi pemandangan indah sepanjang hari saat aku kelelahan dari pekerjaan.

Kosakata:

diangi: dikipasi agar dingin

potes: petik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun