Mohon tunggu...
Ahmad Khotib
Ahmad Khotib Mohon Tunggu... Supir - Khodumul Ma,had Raudhatuttholibin

Whv Be Normal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa Saya Pilih Gus Muhaimin?

30 November 2022   20:12 Diperbarui: 30 November 2022   20:23 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyikapi perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 salah satu faktor yang banyak mendapat perhatian dan bahkan menjadi objek penelitian adalah perilaku pemilih baik pemilihan anggota legislatif maupun eksekutif, mengingat pula bahwa satu suara dalam pemilihan umum sangat berarti dan menentukan arah masa depan bangsa ini.

Setiap individu bebas menentukan pilihannya masing-masing, saya pribadi termasuk kepada kelompok yang harus bersikap memilih   (tidak abstain), namun demikian mengetahui perilaku pemilih merupakan keuntungan sekaligus tantangan tersendiri bagi para politisi akademisi ilmuwan dan lainya sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Diantara sekian banyak pendekatan membaca perilaku pemilih  berikut  penulis kemukakan tiga pendekatan yang mungkin saja hal  tersebut menjadi landasan penulis secara pribadi menentukan pilihan dalam hal ini bakal calon presiden yaitu Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) Ketua Umum DPP PKB sekaligus Wakil Ketua DPR RI. Berikut tiga pendekatan membaca perilaku pemilih :

Pertama, The Columbia Study dipelopori oleh Lezarsfeild pada tahun 1940. The Columbia Study kemudian lebih dikenal dengan model atau pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis memperlihatkan bahwa ada pengaruh antara nilai-nilai sosiologis yang menempel pada diri individu yang mempengaruhi perilakunya dalam politik. Nilai-nilai sosiologis tersebut berupa agama, kelas sosial, etnis, daerah, tradisi keluarga dan lain-lain (Bartels, 2012: 240).

Pendekatan sosiologis ini tidak lepas dari teori lingkaran sosial yang mempengaruhi perilaku seseorang untuk menentukan keputusan pilihanya. Adapun instrumen yang menjadi basis analisis sosiologis yakni agama, etnis, pendidikan, tempat tinggal (desa/kota), pekerjaan, gender, umur dsb (Mujani et al., 2012).

Kedua, The Michigan Model yang dikenal dengan nama pendekatan psikologis, Berbeda dengan model sosiologis, dalam model psikologis, adanya keterikatan/dorongan psikologis yang membentuk orientasi politik seseorang. Ikatan psikologis tersebut disebabkan oleh adanya perasaan kedekatan dengan partai atau kandidat. 

Model ini menjelaskan keputusan suara individu didasarkan dalam tiga sikap: partisanship (keberpihakan), pendapat terhadap isu, dan citra kandidat. Seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai orang partai tertentu, atau merasa dekat dengan partai tertentu, atau partai/tokoh tertentu adalah identitas politiknya.

Ketiga, Rational Choice adalah sebuah pendekatan perilaku memilih yang merupakan kritik terhadap dua model pendekatan yang sudah ada yaitu pendekatan sosiologis dan psikologis, Pendekatan  ini didasarkan bahwa semua keputusan yang telah dibuat oleh pemilih bersifat rasional, yakni dipandu oleh kepentingan diri sendiri dan diberlakukan sesuai dengan prinsip maksimalisasi manfaat. 

Pilihan politik pemilih yang rasional senantiasa berorientasi kepada hasil yang dicapai oleh partai atau kandidat tertentu dalam politik, baik hasil yang dipersepsikan maupun yang diantisipasi (Roth, 2008:49).

Ketiga pendekatan di atas yaitu : Sosiologis, Psikologis dan Rational Choice menjadi landasan penulis untuk menentukan sikap memilih bakal Capres / Cawapres Gus Muhaimin dengan uraian sebagai berikut:

-     Pendekatan sosiologis dimana nilai-nilai sosial diantaranya (agama, tradisi) mempengaruhi sikap seseorang, saya merasa bahwa sosok Gus Muhaimin mewakili cara pandang dan praktik beragama dan tradisi beragama yang moderat yang selama ini saya pegang teguh, ditengah kondisi maraknya kelompok yang menganut paham dimana praktik beragama merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu kelompok radikalis ekstrimis dan intoleran, sehingga saya merasa perlu ada sosok politisi   yang mewakili sekaligus menyebarluaskan paham beragama yang moderat toleran dan Gus Muhaimin sosok yang tepat pada posisi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun