Mohon tunggu...
Ahmad Kharis
Ahmad Kharis Mohon Tunggu... Dosen - Kharis

Anak muda mencari arah dan tujuan Belum ada ketertarikan hidup yang jelas Sedang mencari kejelasan dari Maha Jelas

Selanjutnya

Tutup

Humor

Jika Urusan Jodoh Pakai Sistem Zonasi

25 Juni 2019   23:09 Diperbarui: 26 Juni 2019   07:39 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

"Setiap orang dianjurkan untuk melakukan pernikahan. Islam  mengajarkan bahwa menikah mempunyai fungsi paling urgen secara sosial adalah membentuk relasi baru meliputi suami/istri dan anak".

Kebutuhan manusia hidup ada beragam mulai kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier (Abraham Maslow). Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi dan sifatnya wajib tanpa kompromi. Meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan lainnya. Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang terpenuhi ketika kebutuhan primer tidak ada yang kurang, antara lain kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan rekreasi dan kebutuhan berwisata bahkan menikah dan lainnya. Sedangkan kebutuhan tersier merupakan kebutuhan manusia yang tidak harus (wajib) untuk dipenuhi karena sifanya hanya penggembira atau pelengkap dari semua kebutuhan. Misalnya motor, mobil, ipod, ipad, imac, perhiasan dan lainnya. Setiap manusia mempunyai cara hidup masing-masing untuk memenuhi kebutuhan hidup secara periodik. Namun tak jarang kita menemukan ada sistem beyond survive habit. Perilaku atau gaya hidup seseorang mendewakan kebutuhan tersier. Kepemilikan gadget berlebihan dan branded menjadi kebutuhan sebagai aktivitas status sosial meski kebutuhan primer acap kali tidak perlu dirisaukan kemudian hari.

Sesuai dengan pembahasan sesuai judul yaitu jika menikah pakai sistem zonasi. Hal ini terinspirasi belakangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menggunakan sistem zonasi sekolah. Dimana anak yang mau masuk sekolah yang tinggal di kawasan tertentu sudah tercantum daftar sekolah yang boleh dilakukan pendaftaran (Khusus sekolah negeri). Misalnya Si Budi bertempat tinggal di Desa Maju Jaya maka dia berhak mendaftar sekolah negeri yang mempunyai otoritas sezona dengan desanya. Jadi Si Budi tidak diperbolehkan mendaftar di sekolah yang tidak tercantum sesuai lokasi desanya. Sistem ini sebenarnya ada maksud baik bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Sederhananya berfungsi untuk memeratakan kualitas anak yang pandai menyebar di sekolah beberapa sekolah. Tidak hanya berpusat di satu sekolah saja yang dulu berisi anak-anak pandai saja. Disisi lain, sistem ini akan menciderai imej sekolah favorit menjadi sekolah bukan favorit. Kemudian seiring berjalannya sistem zonasi, pihak siapakah yang akan diuntungkan ?

Jawabannya adalah sekolah swasta karena sekolah swasta tidak mencangkup sistem zonasi. Contoh jika anak pandai tidak suka dengan sekolah yang berada di zonasinya maka dia akan masuk ke sekolah swasta. Bayangkan jika dalam 1 zona terdapat anak pintar ranking 1,2 dan 3 di kelas dikalikan jumlah sekolah (n) maka hasilnya (n) anak pandai. Apabila beberapa dari mereka tidak suka dengan sekolah dengan sistem zonasi maka solusinya adalah masuk ke sekolah swasta. Karena mereka menganggap sekolah tersebut mangakomodir keinginannya untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu sistem ini dianggap gagal jika pemerataan pendidikan tidak adil seadilnya. Sistem zonasi boleh saja diterapkan sebagai sebuah sistem yang menawarkan urgensi pemerataan pendidikan di Indonesia. Namun alangkah lebih baik jika perlu kajian lebih komprehensif dan akuntabel agar keberfungsian sistem menjadi universal client bukan hanya mementingkan dampak hulu ke hilir tapi dampak yang bersifat sporadis terurus dengan baik.

Berbicara sistem zonasi akan lebih menarik jika sistem tersebut diadopsi oleh Kementerian Agama, untuk menetapkan peraturan baru yang layak digunakan untuk kemaslahatan umat. Berikut ini kemungkinan yang akan terjadi jika sistem zonasi menikah diterapkan di Indonesia :

1. Munculnya fenomena peknggo (Ngepek Tonggo)/Ambil tetangga

Fenomena ini acap kali menjadi ajang untuk mereduksi sistem interaksi simbolik merujuk ke sisi yang berdekatan antar sevariabel. Dahulu jaman Malin Kundang. Dia bertekad merantau untuk bekerja sembari mencari istri/pasangan hidup. Padahal istri Malin bukan berasal dari daerahnya. Mungkin kalau dulu sudah ada sistem zonasi nikah, Si Malin tidak akan merantau jauh-jauh hingga dia dikutuk jadi batu. Malahan dia akan hidup bahagia bersama istri dan ibunya. Sistem zonasi menikah akan menentramkan keluarga karena tidak perlu biaya tinggi untuk melaksanakan hajat pernikahan karena jarak yang dekat serta biaya akomodasipun murah.

2. Defisit variasi tipe calon pasangan

Sesuai dengan teori ekonomi pembangunan. Jika ada suatu permintaan yang besar maka penyediaan tidak sebesar permintaan. Sebaliknya, jika penyediaan barang besar atau banyak kuantitasnya maka permintaan akan sedikit. Begitu juga dengan kembang desa yang masuk relasi kuasa. Ketika ada 1 kembang desa yang diinginkan 10 perjaka. Maka Si Kembang Desa berhak memilih 1 perjaka untuk dijadikan suaminya tidak boleh lebih. Jadi jika jumlah kembang desa sedikit maka terpaksa bagi perjaka yang belum menikah untuk memilih calon pasangan seadanya. Sesuai Quote of The Day, "Lebih baik bersyukur daripada mengingkari rejeki".

3. Jomblo Akut Tereliminasi

Banyak orang yang merasa ketakutan jika gelar Jomblo Akut disematkan didirinya. Sebab hal itu akan mengusik privasi perihal setiap orang menyeletuk yang ditujukan kepada dia. Kadang ekspresi para jomblo akut akan minder bahkan misukh-misukh atau memaki balik ke orang yang mengejek secara brutal. Mungkin ini kabar baik bagi jomblo akut jika sistem zonasi menikah diterapkan di Indonesia. Karena kegaulauan akan datangnya bidadari pujaan hati/ pangeran kesayangan akan autombribik ke mereka masing-masing. Bayangkan saja jika pihak desa turut serta menghitung jumlah jomblo di desanya maka kalian jomblo akan merasa seperti menunggu undian jodoh. Jadi kamu tidak perlu seserius itu jomblo akut. Karena jodoh berada di tangan Pak Kades.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun