Mohon tunggu...
Ahmad Jefri
Ahmad Jefri Mohon Tunggu... Penulis - berbagi untuk kehidupan bersama yang lebih baik

'' hidup yang sesa'at harus bermanfaat untuk orang lain''

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ARYO dan Hidupnya (Catatan Hidup Sang Penulis)

6 Mei 2021   17:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

namun di sisi yang lain aryo sangatlah peduli kepada ibunya dan mencoba berempati dengan kata-kata ibunya,,,

''ibu dalam keadaan lelah karena harus bertindak seorang diri (ayah tiri aryo yang sedang di penjara) dalam memenuhi kebutuhan hidup qu dan kedua adikku, aq sangatlah kasihan terhadapnya dan seharusnya aq tidak membuat masalah yang menambah beban fikirannya!!      gumam aryo dalam hati

Di pagi hari itu aryo bangun seperti biasanya, aryo mencoba berbicara dengan ibunya untuk memastikan apakah ibunya akan pergi memenuhi pangilan wakil kepala sekolah, namun  sepertinya tidak ada tanda-tanda ibunya akan pergi memenuhi pangilan wakil kepala sekolah, hal ini membuat aryo sedih dan kembali mengurung diri di kamar, hari terus berganti, aryo tetaplah di dalam situasi yang sama, ibunya tetap tidak mau menemui wakil kepala sekolah, dan aryo tetap mengurung diri di kamar, banyak teman-temanya menghubunginya melalui telvon maupun sms, namun aryo tetaplah bungkam, waktu berjalan selama hampir memasuki dua minggu, namun tidak ada tanda-tanda penyelesaian masalah aryo di sekolah, aryo merasakan sepertinya inilah akhir dari kesempatan terbaiknya bersekolah, dan dalam hal lain ibunya sepertinya menginginkan aryo bekerja,,,

 Di suatu kesempatan ibunya bercakap;

'uda kamu gak usah sekolah lagi, di sekolahin dengan biyaya mahal-mahal juga percuma, mending kamu sekarang kerja aja!!     berkata ibu aryo kepada aryo dengan nada suara lembut seperti sedang menasehati.

'di usia saya yang baru menginjak 16.th, saya mau kerja apa mah?, apa lagi gak punya ijasah, paling cuma jadi kuli dengan bayaran pas-pasan!!   aryo coba menangapi perkataan ibunya.

'pokonya kamu harus kerja, tau diri kita itu siapa?, dari keluarga gak punya buat makan aja susah, mau sekolah tinggi-tinggi di sekolahin malah buat masalah!!     -sahut ibu aryo menanggapi perkataan aryo. 

''pokonya saya pengen sekolah dan gak mau kerja!!   -berkata aryo sekaligus mengakhiri pembicaraan dengan ibunya.

Pada akhirnya aryo harus menyerah pada keinginnya agar terus bersekolah, aryo bersekolah hanya sampai enam bulan, aryo memahami keinginan ibunya agar aryo dapat bekerja dan membantu perekonomian keluarganya, namun aryo tetap pada pendirianya bahwa dirinya ingin tetap bersekolah karena dalam pandanganya bekerja di usia yang memang seharusnya dirinya berada di sekolah, untuk sesuatu hal yang paling terpeting dalam hidupnya yaitu perubahan di dalam kehidupan yang lebih baik.

Dengan aryo bekerja mungkin dapat membantu perekonomian ibunya, sedikit membantu biayaya sekolah untuk adiknya, namun dalam situasi ini aryo melihat pola masalah yang di hadapinya seperti kesalahan cara menebang pohon, aryo hanya dapat merobohkan batang pohon tanpa mampu bisa membersihkan akarnya, akar yang tersisa  menyebabkan cepat atau lambat pohon akan tumbuh kembali, dengan ini asumsi aryo memutuskan bekerja di banding sekolah hanya untuk alasan membantu perekonomian keluarga, itu seperti membunuh masa depannya sendiri, aryo memang mampu menghasilkan uang tetapi setatus bodoh dan miskin akan tetap melekat padanya sampai kematian.

Aryo tidak lagi bersekolah hal ini membuat semangat dalam hidupnya drastis meredup, aktivitas yang di lakukannya hanya bermalas-malasan di dalam kamar, makan, tidur dan di suatu waktu aryo bergumul dengan temannya di sekitar lingkungan rumahnya,menghabiskan waktu sampai larut malam dengan bermain gitar di dalam gang-gang sempit, dalam situasi ini aryo merasa dirinya memiliki kemiripan dengan teman-teman di lingkungan rumahnya, teman-temannya adalah tipe manusia yang malas bersekolah tidak mau bekerja dan hanya mencari kemudahan dalam mendapatkan uang, seperti berjudi dan berjualan obat-obatan terlarang (narkoba), terkadang di suatu kesempatan aryo mencoba narkoba jenis ganja dan meminum-minuman keras bersama teman-temanya, situasi yang membuat dirinya melebur di dalam halusinasi dan melenyapkan otonominya, di saat aryo di dalam kesendirian (kamar), aryo selalu membayangkan gambaran dirinya dengan masa depan suram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun