Mohon tunggu...
Ahmad Jefri
Ahmad Jefri Mohon Tunggu... Penulis - berbagi untuk kehidupan bersama yang lebih baik

'' hidup yang sesa'at harus bermanfaat untuk orang lain''

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

ARYO dan Hidupnya (Catatan Hidup Sang Penulis)

6 Mei 2021   17:53 Diperbarui: 6 Mei 2021   18:14 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan wajah murung aryo terpaksa mengikut perintah gurunya, panasnya terik matahari,dan rasa malu karena di lihat teman-temanya dari dalam kelas menghadirkan suasana hati yang begitu suram, 

dalam hal ini aryo bergumam dari dalam hati,,,,

''dalam hal ini aq bukanlah orang yang paling salah karena telah membullynya, teman yang lain juga berperan, kenapa harus aq yang dapat hukuman?

Waktu menunjukan pukul 12.45, hal ini menandakan waktu pulang sekolah dalam 15.menitan lagi, tepatnya pada pukul 13.00, selang beberapa lama kemudian aryo di panggil kembali keruang guru, terihat wakil kepala sekolah membawa gengaman sepucuk amplop surat di tanganya,,,,

                   ''karena kenakalan kamu!!, ini saya titip surat buat orang tua kamu, besok suruh datang ke sekolah ya"

Hal ini membuat aryo kaget!!, tidak pernah membuatnya menyadari bahwa tindakanya  membully teman sekelasnya berakibat sangat fatal (surat pemangilan orang tua), tanpa berbicara dan dengan wajah pasrah aryo bergegas pergi dari ruang guru dan kembali pulang kerumah, sepanjang perjalanan aryo pulang, penampilanya sangatlah tidak biasa (sepatu hanya satu, dan kancing baju terlepas hampir separuhnya) hal ini menjadikaya olok-olok teman sekolahnya, dan juga menjadi pusat perhatian orang lain di dalam angkot maupun yang melintas di jalan, sepanjang perjalanan aryo sangat gelisah dan takut.

Ini tidak dengan soal penampilanya (sepatu hanya satu, kancing baju terlepas), tetapi yang lebih di cemaskanya adalah ibunya, nyali dan keberanian aryo sangatlah ciut ketika harus menyampaikan surat dari wakil kepala sekolah tentang pemangilan ibunya yang harus menghadap wakil kepala sekolah, namun apa daya aryo tetaplah harus menyerahkan surat itu kepada ibunya,

Selepas di rumah aryo coba menjelaskan masalahnya tadi di sekolah, sekaligus memberi surat yang dititipkan gurunya kepada ibu nya, namun terdengar jawaban skeptis yang tidak biasa keluar dari mulut ibunya,,

''kamu di sekolahin dengan biyaya hutang pinjam agar bisa sekolah, di sekolah cuma buat masalah, dasar anak gak tau diri, uda gak usah sekolah lagii!!! 

Mendengar jawaban ibunya, suasana hati aryo sangatlah sedih, di satu sisi aryo begitu terpukul dengan perkatan ibunya,,,

'haruskah hal yang aq cita-cita kan (merubah kehidupan yang lebih baik, dengan pendidikan) berakhir di sini, apakah aq harus menyerah dengan nasib dan takdirku sendiri, bahwa aq tetaplah menjadi manusia miskin, bodoh,,,arhhhhh kehidupan macam apa ini!!!   gumam aryo dari dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun