Produktifnya kerja Kementerian Pertahanan (Kemhan). Sektor pertahanan bangsa memang bukan sekadar kerja asal-asalan. Bukan sekadar rekayasa.
Dasar itulah yang membuat Kemhan mendarmabaktikan segala gagasan kerjanya supaya terealisasi. Untuk Indonesia. Untuk rakyat. Untuk pertahanan yang kokoh.
Salah satu parameter produktifnya kerja sebuah lembaga, termasuk Kemhan, adalah realisasi penyerapan anggaran dan hasil nyatanya. Di situ dapat ditelaah bagaimana kebutuhan dana untuk menyusun kinerja.
Dari catatan data Kementerian Keuangan, terbukti realisasi penyerapan anggaran Kemhan tahun 2019 untuk penggunaan program kerja meningkat dibandingkan masa sebelumnya.
Begini, hingga 28 Februari 2019, Kemhan telah memanfaatkan anggaran instansinya mencapai 6,62%. Dari anggaran yang dipatok sebesar Rp 108,36 triliun di APBN. Berarti sudah Rp 7,17 triliun Kemhan memanfaatkan anggarannya demi mencapai sektor pertahanan terbaik.
Lalu bandingkan dengan periode yang sama, 28 Februari 2018. Saat itu Kemhan menggunakan anggarannya yaitu Rp 5,97 triliun dari keseluruhan Rp 107,68 triliun dana APBN.
Nah, terhitung sesuai year on year (yoy), Kemhan mampu meningkatkan serapan anggaran untuk kinerjanya sebanyak 1,42%. Sebuah realisasi program kerja yang harus diapresiasi.
Optimalisasi pemanfaatan anggaran Kemhan yang naik itu pasti bukan tanpa alasan. Ada pertimbangan sesuai tuntutan zaman terkait sektor pertahanan.
Kemhan sigap 'membaca' kondisi tersebut. Setiap waktu pertahanan Indonesia harus semakin 'gagah'. Jangan sampai anggaran negara yang diamanahkan sia-sia. Kemhan tidak mau abai terhadap pertahanan negara gara-gara enggan produktif bekerja.
Kemhan menyadari, APBN yang diserahkan kepada instansi adalah dari rakyat. Maka Kemhan ingin melakukan yang terbaik mengoptimalkan serapan anggaran dan menunjukkan hasil terbaik kinerjanya kepada rakyat.
Menariknya: anggaran Kemhan dari sajian data tadi bertambah. Itu jadi bukti bahwa Kemhan mampu memanfaatkan anggarannya dengan baik untuk sektor pertahanan.