[caption id="attachment_148886" align="alignleft" width="350" caption="dari blogspot.com"][/caption] Pada umumnya orang lebih menginginkan pandai dalam berbicara ketika mengikuti kursus atau belajar bahasa asing. Mereka menganggap bahwa berbicara merupakan keterampilan yang paling penting dalam belajar bahasa asing. Padahal di Indonesia bahasa asing tidak banyak digunakan dalam berbicara. Oleh karena itu banyak yang merasa gagal dalam belajar bahasa asing. Seperti kita ketahui, keterampilan berbahasa ada empat: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempatnya penting. Untuk mencapai keterampilan yang produktif, seperti berbicara, kita sebaiknya lebih fokus pada keterampilan yang reseptif seperti membaca. Membaca mungkin banyak dilupakan orang tetapi membaca berbanding lurus dengan kemampuan berbicara, semakin banyak orang membaca semakin bagus pula bicaranya. Memang dalam perkembangan pemerolehan bahasa, anak bayi yang berkembang mejadi anak kecil tidak pandai bahlan tidak bisa membaca, tetapi pada akhirnya pandai berbicara. Hal itu tidak terlepas dari proses menyimak yang dilakukannya sejak lahir bahkan dalam kandungan, ditambah dengan blue print yang dia punya, termasuk ide dari akalnya. Itu yang terjadi pada anak kecil, jika kita sudah beranjak besar tentu kita perlu ilmu pengetahuan, bukan hanya bahasa percakapan sehari-hari. Ilmu pengetahuan yang kita dapat, banyak diperoleh dari berbagai bacaan. Bacaan yang berbahasa Inggris akan memperkuat pengetahuan umum, dan juga pengetahuan bahasa dalam berbahasa Inggris. Itu yang diperlukan seorang yang semakin dewasa dan yang ingin tetap eksis. Oleh karena jika kita ingin memantapkan bicara, banyaklah membaca berbagai macam literatur sehingga mental kita termasuk percaya diri akan kuat untuk berbicara.