Mohon tunggu...
ARAYRI
ARAYRI Mohon Tunggu... Guru - Adzra Rania Alida Yasser Rizka

Sampaikanlah Dariku Walau Satu Ayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Kita Ragu untuk Berbuat Kebaikan

26 Februari 2020   09:15 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:26 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat berada di luar rumah, terkadang kita melihat pengemis atau pemulung, atau orang miskin di pinggir jalan. Mereka ada di pinggir jalan meminta-meminta uang atau mengais tempat sampah mencari plastik botol minuman atau kardus bekas. Kadang terbersit dalam diri kita ingin memberi sesuatu, mungkin uang atau makanan. Namun kita membatalkannya karena ragu.

Kita ragu karena prasangka kita: ko kelihatannya mereka sehat dan kuat, karena pernah membaca berita di internet bahwa mereka sebenarnya kaya, atau ragu karena hawatir kita akan kekurangan uang di masa depan, atau karena sebab lainnya.

Pernahkah ketika kita ingin menyapa teman, membukakan pintu pada rekan yang sibuk dengan bawaannya, atau menawarkan kopi di pagi hari, namun kita batalkan semua karena malas, sombong, atau alasan lainnya?  

Selanjutnya, pernahkah kita ingin solat di masjid namun hawatir disebut riya, khawatir disebut sok alim, atau disebut untuk menjaga imej?

Kenapa kita penuh keraguan padahal semua itu adalah kebaikan? Kenapa kita membiarkan prasangka buruk atau kemalasan kita menguasai diri. Padahal yang namanya kebaikan akan mendapat pahala dari Allah.

Allah berfirman dalam surat Yunus ayat 26, "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik dan tambahannya".

Lalu untuk infak dan sedekah:

Allah berfirman dalam surat Saba ayat 39, "Dan apa saja yang kamu nafkahkan (infakan) Allah akan menggantinya".

Rosul bersabda, "Setiap persendian manusia wajib bersedekah pada setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya"

Dalam Islam kita diminta untuk berinfak dan bersedah, tanpa ada riwayat harus berprasangka terlebih dahulu. Oleh karena itu, ketika kita akan berbuat baik, hilangkan rasa ragu dan prasangka. Karena prasangka atau hal-hal yang tidak terlihat (ghaib) kita tidak tahu. Kalau ragu dan tidak jadi, dihawatirkan akan mengikuti langkah setan. Karena kita tahu setan tidak ingin kita berbuat kebaikan, sebaliknya mereka ingin kita mungkar.  

Dalam surat AnNur Allah, ayat 21 berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar".

Kita ketahui bersama, terkadang kesempatan di dunia ini datang cuma sekali, seperti hidup kita. Terkadang kesempatan untuk berbuat baik tidak terjadi setiap hari. Oleh karena itu mulailah untuk menghilangkan keraguan yang datang saat kita berbuat kebaikan. Paksakan diri kita untuk itu, apakah untuk membantu teman, bersedekah, atau berinfak. Insya Allah Allah akan memberikan pahala yang besar sebagai balasannya.

Wallahualam  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun