Pandangan 4: Bisnis yang Baik Berarti Etika yang Baik
Pandangan ini dapat diterjemahkan menjadi "Eksekutif dan perusahaan yang mempertahankan citra perusahaan yang baik, mempraktikkan transaksi yang adil dan setara dengan pelanggan dan karyawan, dan mendapatkan keuntungan dengan cara yang sah dan legal secara de facto adalah etis." Perusahaan seperti itu dianggap tidak perlu secara eksplisit memperhatikan etika di tempat kerja. Lakukan saja pekerjaan yang keras dan adil, dan itu memiliki kebaikan dan penghargaan moralnya sendiri.
Alasan yang salah yang mendasari logika ini mengaburkan fakta bahwa etika tidak selalu memberikan solusi untuk masalah bisnis teknis. Ada pendapat bahwa perusahaan dan budaya perusahaan yang "sangat baik" telah menciptakan perhatian bagi orang-orang di tempat kerja yang melebihi motif keuntungan. Dalam kasus ini, keunggulan tampaknya lebih terkait dengan layanan pelanggan, pemeliharaan hubungan publik dan karyawan yang berarti, dan integritas perusahaan daripada motif keuntungan
Intinya adalah bahwa etika bukanlah sesuatu yang ditambahkan ke operasi bisnis; etika adalah bagian penting dari operasi. Pernyataan yang lebih akurat dan logis dari pengalaman bisnis akan menunjukkan bahwa "etika yang baik berarti bisnis yang baik." Hal ini lebih sejalan dengan pengamatan dari perusahaan-perusahaan sukses yang mengutamakan etika dan juga menguntungkan.
Akhirnya, pertanyaan-pertanyaan berikut perlu diajukan: Lalu, apa yang terjadi jika apa yang seharusnya dilakukan secara etis bukanlah hal terbaik untuk bisnis? Apa yang terjadi ketika etika yang baik bukanlah bisnis yang baik? Hal etis yang harus dilakukan mungkin tidak selalu untuk kepentingan terbaik perusahaan. Kita harus mempromosikan etika bisnis, bukan karena etika yang baik adalah bisnis yang baik, tetapi karena kita secara moral dituntut untuk mengadopsi sudut pandang moral dalam semua hubungan kita dengan orang lain dan bisnis tidak terkecuali. Dalam bisnis, seperti dalam semua upaya manusia lainnya, kita harus siap membayar biaya perilaku etis. Biayanya terkadang tampak tinggi, tetapi itulah risiko yang kita ambil dalam menghargai dan menjaga integritas kita.
Pandangan 5: Informasi dan Komputasi Amoral
Pandangan ini menyatakan bahwa informasi dan komputasi berada di "zona abu-abu," area yang dipertanyakan tentang etika. Informasi dan komputasi memiliki dimensi positif, seperti pemberdayaan dan pencerahan melalui paparan informasi di mana-mana, peningkatan efisiensi, dan akses cepat ke komunitas global online. Benar juga bahwa informasi dan komputasi memiliki sisi gelap: informasi tentang individu dapat digunakan sebagai "bentuk kontrol, kekuasaan, dan manipulasi."
Intinya di sini adalah mewaspadai sisi gelap: penyalahgunaan informasi, media sosial, dan komputasi. Implikasi etis ada tetapi terselubung. Kebenaran, akurasi, dan privasi harus dilindungi dan dijaga: "Kepalsuan, ketidaktepatan, kebohongan, penipuan, disinformasi, informasi yang menyesatkan adalah semua kejahatan dan musuh Era Informasi, karena mereka merusaknya. Penipuan, penyajian yang salah, dan kepalsuan bertentangan dengan semuanya."
Sumber :
Weiss, Joseph W.. (2014). Business Ethics: a stakeholder and issues management approach, 6th Ed. (6th). San Francisco: Berrett-Koehler.
