Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kejahatan (Tak) Sempurna [#2/2]

7 Januari 2023   10:01 Diperbarui: 7 Januari 2023   10:14 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang jam istirahat siang itu, seorang wanita tampak sedang menantikan tamunya. Setelah beberapa saat, orang yang ditunggunya akhirnya tiba. Di guest lounge kantornya, Lidya menerima Inspektur David yang telah menghubunginya beberapa hari sebelumnya.

Saat ditelepon Inspektur David, Lidya cukup terkejut mengingat kasus itu cukup lama terkatung-katung dan tidak terdengar lagi. Namun, ia menyambut baik maksud yang disampaikan sang inspektur.

Pada saat awal kasus itu bergulir, Lidya sempat dimintai keterangan oleh para penyelidik waktu itu. Namun hanya sekali itu saja. Kini setelah sembilan tahun berlalu, kasus itu dihidupkan kembali. Lidya teringat akan mimpinya baru-baru ini. Ia kini paham apa makna dari mimpi tersebut.

"Bisa anda jelaskan hubungan anda dengan Revan?" tanya Inspektur mengawali pembicaraan.

"Kami bersahabat baik. Saya kenal dekat dengannya karena kami berasal dari sekolah dan daerah yang sama. Di masa awal saya kuliah, almarhum banyak membantu saya. Saya sendiri menganggapnya seperti kakak. Dia pun juga sebaliknya," akunya.

"Jadi bukan sepasang kekasih?" tanyanya untuk memastikan.

Baca juga: Sengkarut (1/2)

"Bukan. Hanya sebatas sahabat," ucapnya.

"Selama anda berteman dengan Revan, apakah ia pernah bercerita atau terlihat punya masalah yang besar," tanyanya kembali.

Baca juga: Anak-anak Bangsa

"Kepada saya, ia jarang sekali cerita masalah pribadinya. Namun tampaknya ia baik-baik saja. Lagipula ia bukan tipe orang yang suka curhat atau mengeluh terhadap sesuatu," jawabnya.

"Apakah ia punya musuh atau terlihat seperti punya musuh?" tanyanya lebih jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun