Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kejahatan (Tak) Sempurna [#2/2]

7 Januari 2023   10:01 Diperbarui: 7 Januari 2023   10:14 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lidya bergidik saat berita demi berita itu dibacanya. Dirinya bergejolak saat mengingat kasus pembunuhan misterius Revan sembilan tahun lalu dan kini muncul kasus baru yang menggemparkan dimana Tomi terlibat di dalamnya. Apa yang dulu ia yakini, tampaknya terungkap kebenarannya kini.

Buru-buru ia menelepon Inspektur David untuk mengabari perihal tersebut dengan perasaan berdebar.

"Selamat siang, Inspektur!" sapanya.

"Siang!" sahutnya.

"Apakah anda sudah mendengar berita tentang Tomi dari media?" tanyanya antusias.

"Ya, tentu saja. Beritanya ada dimana-mana," jawabnya.

"Apakah anda memikirkan apa yang sedang saya pikirkan?" ujarnya.

"Saya rasa seperti itu. Sebenarnya saya berniat menghubungi anda terkait perkembangan kasus Revan ini. Penelusuran saya yang terakhir menunjukkan dugaan yang kuat mengarah pada Tomi. Sejalan dengan yang pernah anda sampaikan. Namun sayang, upaya itu terpaksa terhenti karena keberadaan Tomi yang jauh di belahan bumi sana. Kasus itu tampaknya kembali menemui jalan buntu. Tak ada yang dapat saya perbuat. Namun setidaknya saya sudah berusaha," paparnya.

"Apakah anda setuju dengan pendapat saya jika Tomi memang pelakunya?" desaknya.

"Melihat kasus yang melilit Tomi saat ini, hal tersebut sangat mungkin dan relevan. Pendapat anda dan temuan saya terkonfirmasi dengan adanya kasus tersebut. Banyak kesesuaian dan kecocokan antara dua kasus tersebut. Apakah itu hanya sebatas kebetulan saja? Saya rasa tidak," ujarnya.

"Saya pikir Tomi kini mendapat balasan yang setimpal atas kejahatannya di masa lalu," tukasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun