Lidya bergidik saat berita demi berita itu dibacanya. Dirinya bergejolak saat mengingat kasus pembunuhan misterius Revan sembilan tahun lalu dan kini muncul kasus baru yang menggemparkan dimana Tomi terlibat di dalamnya. Apa yang dulu ia yakini, tampaknya terungkap kebenarannya kini.
Buru-buru ia menelepon Inspektur David untuk mengabari perihal tersebut dengan perasaan berdebar.
"Selamat siang, Inspektur!" sapanya.
"Siang!" sahutnya.
"Apakah anda sudah mendengar berita tentang Tomi dari media?" tanyanya antusias.
"Ya, tentu saja. Beritanya ada dimana-mana," jawabnya.
"Apakah anda memikirkan apa yang sedang saya pikirkan?" ujarnya.
"Saya rasa seperti itu. Sebenarnya saya berniat menghubungi anda terkait perkembangan kasus Revan ini. Penelusuran saya yang terakhir menunjukkan dugaan yang kuat mengarah pada Tomi. Sejalan dengan yang pernah anda sampaikan. Namun sayang, upaya itu terpaksa terhenti karena keberadaan Tomi yang jauh di belahan bumi sana. Kasus itu tampaknya kembali menemui jalan buntu. Tak ada yang dapat saya perbuat. Namun setidaknya saya sudah berusaha," paparnya.
"Apakah anda setuju dengan pendapat saya jika Tomi memang pelakunya?" desaknya.
"Melihat kasus yang melilit Tomi saat ini, hal tersebut sangat mungkin dan relevan. Pendapat anda dan temuan saya terkonfirmasi dengan adanya kasus tersebut. Banyak kesesuaian dan kecocokan antara dua kasus tersebut. Apakah itu hanya sebatas kebetulan saja? Saya rasa tidak," ujarnya.
"Saya pikir Tomi kini mendapat balasan yang setimpal atas kejahatannya di masa lalu," tukasnya.