Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kejahatan (Tak) Sempurna [#2/2]

7 Januari 2023   10:01 Diperbarui: 7 Januari 2023   10:14 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya tidak ingin berprasangka buruk pada Revan karena saya tahu dia orang yang baik dan banyak berbuat baik pada saya. Saya berusaha menyangkalnya tapi yang terjadi malah sebaliknya. Tidak hanya kejadian di kamar itu saja tapi juga ada fakta lain yang membuat saya heran dan semakin lama semakin mencurigakan," ungkapnya.

"Apa itu? Bisa anda ceritakan?" tukasnya penasaran.

"Setelah kejadian ganjil di kosan itu, saya tidak ingin berpikir yang macam-macam tentang Revan. Meski muncul kecurigaan terhadap gerak-gerik aneh tersebut, saya mengabaikan dan tidak mempedulikannya. Saya hanya berharap dugaan itu keliru. Namun yang terjadi malah sebaliknya."

"Semua tentang Tomi sudah jadi rahasia umum di kampus. Ia bukanlah laki-laki tulen alias agak kemayu dan gemulai orangnya. Teman-teman sekampusnya tidak memungkiri hal itu. Namun Tomi tidak merasa minder dengan dirinya. Begitu pula lingkungan sekitarnya yang tidak dalam posisi menolak atau menerima dirinya yang seperti itu. Itu sebabnya ia bisa terus dan eksis dengan identitasnya itu."

"Tomi yang menyebut dirinya sendiri dengan nama panggilan Mimi, berada di fakultas yang berbeda dari Revan tapi masih satu angkatan. Mereka bertemu dan berkenalan saat masa ospek. Tidak terlalu mengherankan jika Revan yang gaul dan supel, bisa bertemu dengan Tomi yang nyentrik."

"Dari sanalah hubungan keduanya dimulai. Seperti pasangan yang sejodoh, Tomi langsung lengket dengan Revan. Dengan kemampuan finansial yang dimilikinya, Tomi dengan mudah membiayai apapun yang diperlukan saat sedang bersama Revan. Mereka mulai melakukan berbagai kegiatan bareng seperti jalan-jalan, makan, shopping, nonton, dan lain-lain."

"Perlu Inspektur ketahui, itu semua bukan dugaan saya belaka. Suatu ketika saya sedang main ke mal. Secara tak sengaja saya melihat Revan bersama Tomi. Tidak ada yang salah dengan kebersamaan keduanya. Namun apa yang mereka pertunjukkan benar-benar membelalakan mata. Bagaimana mungkin dua laki-laki sebaya berjalan saling bergandengan tangan dan sesekali berangkulan tanpa menimbulkan prasangka yang bukan-bukan bagi yang melihatnya?"

"Menyadari fakta mencengangkan tersebut, penyangkalan saya sejak kejadian di kosan itu menjadi goyah. Dengan mata kepala saya sendiri, saya menyaksikan hal tersebut. Saya yang awalnya skeptis, berubah pikiran secara drastis."

"Ada satu lagi kejadian yang tidak terlupakan dan berkaitan dengan itu semua. Di sampul belakang buku yang saya pinjam dari Revan, terselip sebuah foto. Dari ukurannya, foto itu sepertinya diperoleh dari photo box. Di foto itu Revan besama Tomi berpose saling menempelkan pipi sambil tersenyum. Sementara jari tangan keduanya disatukan sehingga membentuk simbol love."

"Tidak hanya itu, dibalik foto itu terdapat sebuah pengakuan tertulis. Di dalam simbol love itu tertulis, 'U & Mi'. Mi-nya ditulis dengan huruf 'i'  bukan 'e'. Mi atau Mimi adalah panggilan untuk Tomi. Sebuah foto dan caption-nya seakan mengungkap segalanya."

"Dari semua itu, apa kesimpulan anda?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun