Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sengkarut (2/2)

2 Oktober 2022   10:01 Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:10 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Radit! Ayo, buruan! Nanti terlambat," kata Nadia sambil berjalan melewatinya.

Tanpa menjawab, Radit langsung menyudahi sarapannya dan bergegas menuju mobil. Mpok Mineh terlihat segera membereskan meja makan sesaat setelah sang anak pergi.

Baca juga: Si Penghubung

Seperti biasa, Nadia melakukan jadwal rutin hariannya yaitu antar jemput  anaknya sekolah. Pagi itu dandanannya tak kalah menarik dari hari-hari sebelumnya. Saat mobil Nadia melintas keluar dari garasi, tampak Herman sedang membersihkan mobil sang suami. Tuan Mukti biasanya pergi kerja jam 7-an setelah sang anak berangkat duluan.

"Radit, nanti kalau Mama telat jemputnya, kamu tunggu aja ya," ujarnya saat mobil terhenti di lampu merah.

"Emang Mama mau kemana?" sahutnya.

"Mama ada keperluan. Mudah-mudahan gak sampai telat jemput kamu. Nih, Mama kasih uang tambahan buat jajan," hiburnya.

Baca juga: Kalut (#8)

Seperti tidak hirau dengan ucapan mamanya, anak semata wayangnya itu malah sibuk dengan mainannya. Menanggapi itu, Nadia dengan agak kesal menegurnya, "Radit, kamu dengar Mama gak?"

"Iya, Ma," tukasnya.

Baca juga: Anak-anak Bangsa

Memperhatikan sang anak dengan mainannya, ia agak heran mengapa Radit yang sudah kelas lima, lebih suka dengan mainan yang satu itu. Padahal mainan lainnya banyak. Sesaat setelah Radit turun dari mobil, Nadia langsung menyisipkan mainan ular-ularan, laba-laba, dan kalajengking itu ke saku bagian belakang joknya. Sambil memperhatikan makeup-nya di spion dalam mobil, ia bergumam, "You look great, Babe!"

.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun