Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kalut (#13)

1 Agustus 2021   10:01 Diperbarui: 1 Agustus 2021   10:24 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.depositphotos.com

"Begini, Bu. Anak saya, Erika, adalah temannya Tomi. Keduanya pernah satu sekolah saat SMA. Waktu Tomi masuk SMA, Erika kelas 12. Sekarang ia sudah kuliah. Apa Ibu pernah dengar atau tahu nama Erika dari Tomi langsung atau tak langsung?" tanyanya seakan menginterogasi.  

"Tidak, saya tidak tahu. Tidak kenal," jawabnya lugas.

"Ibu, ini saya kasih lihat foto-fotonya. Semuanya diperoleh dari hp anak saya," katanya sambil menyodorkan hp-nya. Mama memang sudah mempersiapkan sebelumnya untuk memperkuat argumen yang akan ia sampaikan.

Martha mulai menatap curiga. Ia bertanya-tanya apa maksud Evi dengan semua Itu. Terpancing keingintahuannya, ia lantas berkata, "Apa yang sebenarnya ingin Ibu sampaikan?"

"Sebelumnya, saya minta maaf jika membuat Ibu terkejut. Apa yang akan saya sampaikan ini berat namun kenyataan harus tetap saya sampaikan. Bu Martha, Tomi dan Erika telah menjalin hubungan satu sama lain sejak mereka bertemu dan berkenalan di SMA. Seiring waktu, hubungan keduanya makin dekat dan erat. Tanpa maksud membela, Erika bagi saya adalah anak yang baik, cerdas, dan kalem. Diluar ekskul sekolah, ia lebih suka di rumah, baca buku dan tidak ada hal yang aneh-aneh pada dirinya," paparnya.

"Begitu juga Tomi. Saya cukup kenal Tomi. Saya pernah beberapa kali ketemu dia saat main ke rumah kami. Bahkan Tomi pernah sangat berjasa pada keluarga kami. Saya masih ingat saat saya keluar kota menemani suami kunjungan kerja, Tomi inisiatif membawa ke dokter adiknya Erika yang tidak sengaja tertusuk duri ikan saat makan. Kami sangat berterima kasih. Dari situ, kami jadi kenal lebih baik dan dekat dengan Tomi. Bahkan Ricko sudah dianggap seperti adik sendiri oleh Tomi," sambungnya.

"Hubungan keduanya terus berlanjut hingga tiga bulan yang lalu hubungan mereka merenggang dan mati suri. Beberapa hari yang lalu, persis pada hari Tomi mengalami kecelakaan, secara tak sengaja Erika membaca berita tentang insiden itu. Ia segera mengecek ke rumah sakit tempat Tomi dirawat keesokan harinya. Bu Martha, saya tidak punya firasat apa-apa hari itu. Semua terungkap setelah Erika pulang dari rumah sakit lalu ia menceritakan semuanya pada saya apa yang ia tutupi selama ini. Itu sebabnya saya segera datang menemui Ibu," lanjutnya.

Martha menyimak dan tampak mulai resah. Kian penasaran, ia lalu berkata, "Apa yang sesungguhnya terjadi? Katakan saja! Saya siap mendengarkan."

"Bu Martha, dengan sangat berat hati saya sampaikan pengakuan Erika kepada saya.  Terus terang saat pertama mendengar pengakuan itu, saya sendiri shock. Tak bisa menerima kenyataan. Tapi segera tersadar agar tidak berlarut-larut dalam suasana duka dan mengambil langkah cepat karena harus berpacu dengan waktu," ungkapnya dengan lirih.

"Sekitar enam bulan lalu, terjadi accident yang tidak diinginkan yang melibatkan Erika dan Tomi. Bak bom waktu, accident itu yang mengakibatkan kondisi Erika yang sekarang. Dengan perasaan hancur luluh, Erika mengaku telah berbadan dua. Tak ada sedikit pun niatnya melakukan hal itu. Namun semua terjadi begitu saja. Sempat Erika sampaikan ke Tomi apa yang ia alami. Tapi keduanya berbeda pendapat. Tomi menghendaki Erika menggugurkan kandungannya sementara ia tidak mau. Erika tetap mempertahankan janinnya dan memilih merahasiakannya selama lima bulan ini. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Erika selama itu," paparnya penuh haru.

Sambil menyentuh tangan Martha di atas meja, Evi mengatakan, "Bu Martha, bagi saya ini musibah yang suka tidak suka telah terjadi pada kita. Tak ada yang perlu dipersalahkan. Saya pun memahami apa yang sedang terjadi pada Tomi. Saya tidak akan menuntut banyak. Saya hanya memohon sebagai sesama ibu. Tolong Erika! Tolong bayinya! Tolong keluarga kita!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun