Adalah Kuswanto, salah seorang kenalan lama, yang kemudian menjadi sahabat. Kami terakhir bertemu di omah tani, Batang, Jawa tengah, pada akhir 2012 silam, saat sama-sama memenuhi undangan dari salah satu organisasi HAM dan Advokasi perburuhan yang berkantor di Ibukota Jakarta, dalam acara pendidikan politik kerakyatan.
Sejak saat itu, kemudian hubungan dan komunikasi kami berjalin dengan baik. Meski tidak ketemu secara fisik, tapi kami sering tukar pikiran melalui media sosial yang ada.Â
Beruntung sekali, malam ini, Sabtu malam, 7 Oktober 2017, kami dipertemukan kembali. Kamipun satu sama lain saling cerita ngalir apa adanya, sesekali canda dan tawa sebagaimana pertemuan sesama sahabat pada umumnya. Dari ngomongin soal rumah tangga masing-masing, cerita masa kecil hingga soal cita-cita besar sebagai sesama anak muda.
Kang Kuswanto, saya lebih merasa enak memanggilnya demikian. Adalah seorang pekerja disalah satu perusahaan tekstil yang mempekerjakan 1000-an pekerja, di daerah kawasan Bekasi.
Dia adalah ketua organisasi serikat pekerja di perusahaan tempat dimana ia bekerja. Sebagai aktivis serikat pekerja (Unionist), waktunya habis untuk bekerja pada perusahaan dan organisasi.
Salah satu yang menarik adalah, ditengah kesibukannya sebagai pekerja dan ketua organisasi serikat pekerja, dia mengaku rutin olahraga lari.
Ya, setiap Minggu saya rutin olahraga lari kang. Awalnya Karena, sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, ketika saya akan donor darah, saya divonis tidak bisa oleh dokter, karena darah saya terlampau tinggi HBnya. Artinya darah saya tidak sehat dan kental. Akunya. Â
Disamping itu, saya juga sering mengalami sakit kepala. Kadang pusing sebelah, kadang kepala rasanya pusing semua seperti mau pecah. Ceritanya.
nah, semenjak saya rutin melakukan olahraga lari setiap Minggu sekali, sakit kepala yang biasanya muncul hingga sekarang tidak pernah lagi datang. Bahkan saya merasa lebih sehat dan badanpun Terasa nikmat. Dan yang lebih menggembirakan lagi, saya tidak pernah ditolak lagi donor darah. Lanjutnya, serius.
Takterasa, kopi dan rokok dihadapan sayapun mulai menipis. Padahal kang Kuswanto, tak ikut serta mencicipi rokok yang berkali-kali saya sodorkan. Rupanya, dia bukanlah perokok, seperti saya.
wow, orang ini benar-benar hidup dengan pola sehat. Berbeda dengan kebanyakan anak muda kawan saya, rata-rata malas olahraga tapi suka rokok dan kecanduan pula. Aku membatin.
