Mohon tunggu...
Ahmad Faiz Farqolith
Ahmad Faiz Farqolith Mohon Tunggu... -

Pejalan Kehidupan, berkarya dalam visual Ramah Kelana dan tulisan-tulisan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kearifan Lokal dan Peran Aktif Milenials, Tugas Bersama dalam Penyelamatan Sungai Citarum

30 Mei 2018   21:13 Diperbarui: 31 Mei 2018   07:04 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Predikat

Kawan pernah mendengar bahwa Indonesia merupakan negeri yang memiliki sumber daya alam yang melimpah? Bisa jadi sebagian besar kawan tahu dan menganggap hal itu lumrah. 

Tapi, apa kawan tahu ada sumber daya alam kita yang mempunyai predikat amat buruk? Bisa jadi, sebagian mengetahui, sebagian lagi belum tahu, dan sebagian kemudian perlu kita ajak untuk tahu, agar kita semua bisa ikut peduli. Berat hati saya sampaikan, kita mempunyai salah satu sungai dengan predikat amat memprihatinkan. Berat hati kawan, Sungai Citarum kita mendapat predikat sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.

Sungai Citarum pernah mendapat julukan The World Dirtiest River oleh International Herald Tribune, pada 5 Desember 2008. Setahun berikutnya, The Dirtiest River disematkan oleh The Sun, 4 Desember 2009 (Iqbal, 2017 dalam Mongabay Indonesia). Sungguh bukan suatu prestasi yang patut dibanggakan.

Sejenak, mari kawan kita berkenalan dengan Citarum.

Sungai Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat dengan panjang 269 km. Alirannya melewati beberapa kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi, dan Kota Cimahi. Banyaknya daerah yang menjadi daerah alirannya menjadikan banyak pula penduduk yang tergantung pada Sungai Citarum, yakni sekitar 27,5 juta jiwa. Sungai Citarum juga menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Ada tiga waduk yang dimanfaatkan menjadi PLTA. Ketiganya adalah Waduk Saguling, Waduk Jatiluhur, dan Waduk Cirata. Ketiganya menghasilkan listrik sebesar 1.888 mega watt (Richard:2017 dalam Tribunnews Jabar).

Begitu penting, namun mengapa menjadi amat buruk? Ternyata,

Sekitar 2.822 industri tumbuh di kawasan sekitar Sungai Citarum. Sampah dan limbah menjadi sumber pencemaran Sungai Citarum. Pencemaran yang diakibatkan limbah pabrik sangat serius, karena menghasilkan 280 ton limbah kimia per hari. Selain itu, Sungai Citarum juga dicemari oleh kotoran ternak yang dibuang ke sungai. Sebanyak 29 ribu ekor sapi yang dimiliki sekitar 7.000 peternak menghasilkan limbah kotoran mencapai lebih dari 400 ton per hari. Selain berbahaya bagi lingkungan, sampah dan limbah di Sungai Citarum juga berbahaya bagi ikan dan kesehatan manusia. Penebangan pohon di sekitar hulu Sungai Citarum menyebabkan kadar erosi tinggi mencapai 31,4% dari luas wilayah Sungai Citarum dan sedimentasi mencapai 7900 ton per hektar. Akibatnya, terjadi penurunan muka air tanah mencapai 5 meter per tahunnya. Proses erosi di hulu, menyebabkan sedimentasi di Citarum bagian tengah. Laju sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 8,2juta meter kubik per tahun , di Waduk Cirata 6,4 juta meter kubik per tahun, dan Waduk Jatiluhur mencapai 1,6 juta meter kubik per tahun (Richard:2017 dalam Tribunnews Jabar).

Perkembangan sosial ekonomi memicu urbanisasi dan pertumbuhan penduduk. Hal ini menyebabkan kurangnya lahan hijau di daerah aliran sungai Citarum dan tumbuhnya pemukiman serta industri. Kalau sudah seperti ini, lantas bagaimana langkah kita untuk menyelamatkannya?

Menyelamatkan Citarum adalah Tugas Bersama

Kompleksnya permasalahan pengelolaan Sungai Citarum membutuhkan sinergi dari semua pihak yang ada. Program sebaik apapun dari Pemerintah, tidak akan dapat maksimal tanpa peran aktif semua unsur komunitas masyarakat yang ada. Juga, sehebat apapun semangat dari komunitas masyarakat yang ada, akan berujung sia-sia tanpa regulasi yang berpihak pada komunitas masyarakat, seperti lemahnya penegakan aturan terhadap pabrik-pabrik pencemar di sepanjang aliran Sungai Citarum yang ada.  Menyelamatkan Citarum adalah Tugas Bersama, semua unsur harus bersinergi bersama, dimana diantaranya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun