Mohon tunggu...
Ahmad Faisal
Ahmad Faisal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

PEMULA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hubungan Antara Nasionalisme dan Kedaulatan

13 April 2021   23:15 Diperbarui: 13 April 2021   23:59 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Pendahuluan

Nasionalisme

Dalam pembentukan wajah dunia modern sebuah doktrin politik yang memainkan peran penting ialah nasionalisme, Seperti yang dikutip dari Francisco jose moreno 2006 “Nasionalisme adalah ideologi politik yang paling kuat” Atau seperti yang dikatakan editor dari salah satu antologi, “Tidak dapat disangkal bahwa kebangkitan sentimen nasionalis di banyak wilayah dunia adalah salah satu fenomena politik internasional kontemporer yang paling penting dan paling tidak diantisipasi dan juga diri kutipan kata-kata Robert dan dikutip juga dari Mckim dan Jeff Mcmahon 1997:3 “Orang-orang semakin sadar akan identitas nasional mereka, mendesak pengakuan atas perbedaan mereka, dan berbagai tuntunan dibawah  bendera penentuan nasib nasional sendiri”.

Nasionalisme berdampak demikian pada ideologi lain, maka harus dibicarakan terlebih dahulu. Tentu saja, seperti yang akan dijelaskan di seluruh tulisan ini, dan seperti yang dikatakan Freeden “ideologi juga mempengaruhi nasionalisme. Pertukaran ini adalah petunjuk untuk salah satu kesulitan terbesar dalam menangani nasionalisme”. Bagi banyak orang, ada bentuk-bentuk nasionalisme yang "baik" dan "buruk", sering kali berarti "milik kita" dan "milik mereka" tetapi sama-sama sering mencerminkan analisis yang dipertimbangkan tentang jenis-jenis nasionalisme atau perbedaan dampak nasionalisme.

Kedaulatan

Konsep kedaulatan lahir pada abad ketujuh belas, sebagai akibat dari munculnya negara modern di Eropa. Pada periode abad pertengahan, para pangeran, raja, dan kaisar telah mengakui otoritas yang lebih tinggi dari diri mereka sendiri dalam bentuk Tuhan (Raja Segala Raja) dan Kepausan. Selain itu, otoritas dibagi, khususnya antara sumber otoritas spiritual dan temporal. 

Namun, ketika feodalisme memudar pada abad ke-15 dan ke-16, otoritas institusi transnasional, seperti Gereja Katolik dan Kekaisaran Romawi Suci, digantikan oleh otoritas monarki yang terpusat. Di Inggris hal ini dicapai di bawah Dinasti Tudor, di Prancis di bawah Bourbon, di Spanyol di bawah Habsburg, dan seterusnya. Untuk pertama kalinya, penguasa sekuler dapat mengklaim menjalankan kekuasaan tertinggi.

PEMBAHASAN

Nasionalisme merupakan sebuah gagasan dan Gerakan yang mengedepankan kepentingan bangsa tertentu (seperti dalam sekelompok orang) terutama dengan tujuan untuk memperoleh dan memelihara kedaulatan bangsa (self-governance) atas tanah airnya.

Nasionalisme berpendapat bahwasanya setiap bangsa harus mengatur dirinya sendiri, bebas dari campur tangan luar (menentukan nasibnya sendiri). Bahwa suatu bangsa adalah dasar yang alami dan ideal untuk suatu pemerintahan dan bahwa bangsa adalah satu-satunya sumber kekuatan politik yang sah (kedaulatan rakyat).

Nasionalisme selanjutnya bertujuan untuk membangun dan mempertahankan singleidentitas nasional, berdasarkan kesamaan karakteristik sosial budaya, etnis, lokasi geografis, bahasa, politik (atau pemerintah), agama, tradisi dan kepercayaan dalam sejarah tunggal bersama, dan untuk mempromosikan persatuan atau solidaritas nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun