Mohon tunggu...
Ahmad Faisal
Ahmad Faisal Mohon Tunggu... Penulis - Indonesian Writter

Political Science FISIP Unsoed Alumnus. I like reading, writting, football, and coffee.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cilacap Series: Kepemimpinan Responsif dan Antipati Politik Masyarakat

23 September 2018   12:52 Diperbarui: 23 September 2018   13:01 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram @cilacapzone.id

Saya ingin mengawali kolom kali ini dengan membandingkan respon pemerintah dalam menangani suatu permasalahan di masyarakat. Beberapa tahun yang lalu, kita sempat mendengar berita bahwa di Jepang terjadi longsoran tanah yang lokasinya ada di tengah kota dan berada di jalanan utama kota.

Jika di-flashback, ibarat kata, hari ini kejadian itu berlangsung dan pemberitaan seketika mencuat ke seluruh penjuru Jepang, bahkan sampai ke Indonesia. 

Esoknya, lubang itu sudah tertutup dengan rapi seolah-olah tidak pernah terjadi longsoran yang mengakibatkan jalan kota itu berlubang dengan kedalaman yang cukup dalam, sehingga itu bisa mengganggu aktifitas masyarakat setempat. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Dunia pun memberitakan dengan cepat esok harinya bahwa lubang itu sudah tertutup rapi. 

Dengan candaan saya bilang, kemampuan penganggulangan orang Jepang melebihi cepatnya penyebaran berita. Kurang lebih seperti itu. Jadi, ketika berita buruk terjadi hari ini, besok pagi surat kabar dan media sudah memberitakan hal sebalinya, yaitu berita baik. 

Sungguh pemerintahan negara maju yang patut kita apresiasi cara bekerjanya. Jepang juga dikenal sebagai negara yang tingkat kesadaran masyarakatnya sudah tinggi. Seperti beretika di jalan, kebiasaan antre, atau mengundurkan diri secara sukarela bagi pejabat yang korupsi.

Saya coba bandingkan dengan yang terjadi di kota saya sendiri. Atau daerah lebih tepatnya. Beberapa tahun lalu, ketika belum ramai tentang momen Pilkada serentak, saya mendengar melalui orang-orang di pangkalan ojek bahwa ruas jalan Karang Pucung-Wringinharjo, Kabupaten Cilacap, kondisinya rusak parah selama bertahun-tahun. 

Baru kemudian kabarnya setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melintasi jalan rusak tersebut, jalan yang tadinya rusak parah menjadi mulus dengan betonisasi. Itu baru satu ruas jalan, belum lagi banyak jalan strategis lainnya di Kabupaten Cilacap yang kondisinya rusak. Padahal jalur itu menjadi jalur utama penghubung Cilacap ke Jawa Barat. 

Seperti misalnya jalan Jeruk Legi-Sidareja, jalan yang setiap harinya saya lalui untuk berangkat dan pulang kerja kini kondisinya semakin rusak. Aspal banyak yang mengelupas.

Beberapa tembelan aspal juga tidak lagi baik kondisinya. Apalagi kontur tanah yang naik turun bukit menyebabkan banyak retakan di tengah-tengah jalan seperti terkena dampak gempa bumi. Yang saya pertanyakan dalam hal ini adalah di mana peran pemerintah untuk urusan perbaikan jalan?

Sejauh pengalaman saya dengan kondisi jalan yang perbaikannya lamban, kondisi jalan bagus hanya sesaat, kondisi jalan rusak lebih lama, pemerintah daerah sangat lamban dalam merespon. 

Menurut saya, ini adalah salah satu aspek yang harus diperbaiki oleh Bupati Tatto di dalam masa kepemimpinan keduanya memimpin Cilacap setelah pada Pilkada serentak yang lalu berhasil memenangkan pertarungan. Dalam perspektif kepemimpinan, saya membagi ke dalam tiga isu utama yang bisa menjadi perhatian serius ke depan kaitannya dengan Kabupaten Cilacap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun