Mohon tunggu...
Ahmad Faisal
Ahmad Faisal Mohon Tunggu... Penulis - Indonesian Writter

Political Science FISIP Unsoed Alumnus. I like reading, writting, football, and coffee.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hati Nurani Politik: Antara yang Baik dan yang Buruk

9 Februari 2019   12:39 Diperbarui: 30 Maret 2019   14:23 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen Pribadi

Gema demokrasi Indonesia mulai berkembang. Pascareformasi, kebebasan berpendapat dan berperilaku dijamin oleh Undang-undang. Ada banyak cara dan kreativitas masyarakat menumpahkan gagasan dan perilaku nya di hadapan publik. 

Dalam konteks politik pun seiring dengan silih bergantinya periode kepemimpinan, pemimpin-pemimpin baru mulai bermunculan. Ada yang dari daerah meniti tangga politik, ada yang berdasarkan keturunan, ada yang sangat berambisi, sehingga beberapa kali selalu ikut tampil dalam edisi Pemilu.

Tren kali ini adalah zamannya apa-apa serentak. Pilkada serentak, Pilkades serentak, dan tahun 2019 ini akan ada Pemilu serentak. Kalau kata KPU, menggabungkan dua jenis Pemilu dalam satu waktu. Pemilu legislatif yang biasanya lebih dulu dilaksanakan baru kemudian Pilpres, kini keduanya digabungkan dalam satu waktu yang bersamaan. 

Jadi, barangkali masyarakat awam akan ada yang bingung karena harus memilih wakil rakyat, sekaligus presiden nya secara langsung dalam satu waktu dengan pilihan yang sangat banyak. Harusnya masyarakat bisa panen untung dong, banyak calon berarti ada potensi banyak pemasukan -Money Politics- L.O.L.

Dari semenjak pertengahan tahun 2018, di seluruh penjuru negeri kita sudah mulai bisa menyaksikan ada banyak poster caleg bertebaran. Yang di wilayah kota hampir di setiap reklame di jalan-jalan utama kota ada gambar caleg atau partai politik. Di desa-desa di setiap persimpangan jalan, di tikungan jalan, bahkan di jalan-jalan desa juga tidak mau kalah para caleg ini dalam memasang poster. 

Bentuknya pun beraneka ragam. Ada yang memakai banner ukuran kecil tapi jumlahnya banyak. Ada yang memakai banner besar tapi jumlahnya tidak sebanyak banner kecil, tetapi terpasang di setiap sudut tempat yang sekiranya strategis. Beberapa kali saya melintas di jalan-jalan desa, dalam kota, dan luar kota pun pemandangan nya sama. Paling yang sedikit mengalihkan perhatian ya kalau ada poster caleg yang cantik. -Just Kidding -

Tapi benar saja, ketika poster kampanye yang digunakan semakin menarik perhatian orang, maka potensi orang untuk mengingat nama si caleg pun akan semakin kuat. Karena kalau sudah di bilik suara kan tidak ada foto caleg, yang ada hanya daftar nama caleg yang sangat banyak dan terpisah oleh kolom partai politik. 

Bisa jadi kalau tidak seksama, misalnya ada beberapa nama caleg yang sama tetapi beda partai, bisa-bisa orang akan salah coblos. Saya pernah baca buku tentang Political Personal Branding karya Silih Agung Wasesa, jadi memang berkampanye dengan menggunakan poster yang berisi foto seorang caleg akan lebih mengena khususnya untuk masyarakat yang masih awam. 

Dalam artian kalau di konteks Indonesia masih banyak orang yang tingkat pendidikannya rendah, apalagi kalau di pelosok-pelosok desa masih sulit untuk dijangkau teknologi komunikasi, sehingga gambar foto akan lebih memudahkan orang untuk mengingat nama caleg.

Politisi Muda Mencuat

Menariknya, di edisi Pemilu kali ini ada banyak nama politisi muda yang bermunculan, baik di level pemilihan calon anggota legislatif pusat, provinsi maupun tingkat kabupaten/kota. Di tingkat pusat, misalnya kita bisa tau ada nama-nama beken seperti Tsamara Amani, Faldo Maldini, sederet nama-nama artis juga ada seperti eks vokalis grup band Nidji, Giring Ganesha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun