Mohon tunggu...
Ahmad Edi Prianto
Ahmad Edi Prianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - 👨‍🎓 Social Welfare Science

Hanya individu biasa yang hidup ditengah lapisan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seberapa Penting Pengadaan Pendidikan Inklusif di Sekolah Reguler

25 Maret 2023   16:58 Diperbarui: 25 Maret 2023   22:37 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image : www.gerakinklusi.id

Masalah dalam kebutuhan interaksi sosial bagi siswa disabilitas menjadi persoalan yang tidak dapat kita singkirkan hingga saat ini, yang pada akhirnya menyebabkan fungsi sosial siswa disabilitas tidak berjalan sebagaimana mestinya. Lingkungan belajar yang tertutup menjadikan siswa disabilitas seakan terbelenggu oleh pembatas, yang mengakibatkan siswa disabilitas akan semakin jauh dengan lingkungan umumnya.

Sistem belajar yang masih dikotak-kotakan berdasarkan kondisi tertentu, menjadi alasan bahwa siswa disabilitas kurang mengalami perkembangan sosial dan emosi siswa menjadi kurang optimal yang diakibatkan dari proses sosialisasi dengan teman sebayanya yang kurang efektif. Siswa disabilitas akan selalu asing, dengan kondisi di lingkungan luar. Lingkungan luar akan dinilai sebagai lingkungan yang mengancam, karena mereka tidak pernah menyesuaikan dengan situasi yang ramai dan kurang familiar.

Ketidakmampuan siswa disabilitas untuk berinteraksi sosial menjadikan tembok, antara mereka dengan siswa normal lainnya. Siswa disabilitas akan merasa asing dengan siswa normal, sebaliknya siswa normal menjadi kurang simpatik dengan keadaan siswa disabilitas. Kurangnya jalinan komunikatif antar keduanya menyebabkan banyak peristiwa yang tidak baik, seperti tidak diterimanya siswa disabilitas dan terjadinya tindakan bullying. Untuk memecahkan tembok penghalang tersebut, diperlukan suatu sistem belajar yang menyatukan. Dalam hal ini adalah pendidikan inklusif, pendidikan yang mengajarkan apa itu kebersamaan, yang mengajarkan apa itu pentingnya fungsi sosial manusia untuk saling berinteraksi dalam suatu lingkungan sosial.

Gebrakan dalam mengenalkan Pendidikan Inklusif telah dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam Jurnal "Gambaran Sekolah Inklusif di Indonesia", mengatakan bahwa gebrakan tersebut bertujuan untuk penggambaran tentang pendidikan inklusif yang mengajarkan tentang keberagaman dan sikap toleransi antar siswa. Dimana siswa harus saling menghargai perbedaan fisik antara siswa reguler dengan siswa berkebutuhan khusus/disabilitas. Meskipun siswa berkebutuhan khusus/disabilitas memiliki kekurangan fisik, namun di sisi lain mereka pasti memiliki kelebihan tertentu dibandingkan siswa reguler. (Kemendikbud, 2016).

Kenapa pendidikan inklusif menjadi penting? Seberapa penting pendidikan inklusif di sekolah reguler/umum diadakan? Ada beberapa hal yang menurut penulis menjadikan pengadaan pendidikan inklusif harus menjadi dasar penting untuk dijalankan di lingkungan sekolah reguler.

Pertama, mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA). Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang mengedepankan hak-hak anak mengenai hal pendidikan sehingga terciptanya suasana pendidikan yang dinilai layak, ramah, dan aman tanpa adanya diskriminasi. Lantas apakah sekolah yang memiliki tagline SRA tersebut mampu menerima siswa disabilitas? Karena hak-hak siswa disabilitas dalam hal pendidikan berjalan sama, dengan hak-hak pendidikan siswa normal, yaitu pendidikan yang layak tanpa diskriminasi. Jika sekolah tersebut benar-benar memperhatikan hak sisawa disabilitas, maka pantas saja sekolah tersebut disebut Sekolah Ramah Anak.

Kedua, terciptanya Pendidikan Untuk Semua (Education For All). Pendidikan untuk semua adalah konsep pendidikan yang berjalan tanpa membeda-bedakan siswanya. Baik itu dari suku, budaya, ras, strata sosial, usia, dan lain-lain yang diupayakan untuk memperoleh jaminan pendidikan yang bisa dirasakan oleh semua warga negara. Jika siswa disabilitas bisa diterima oleh sekolah reguler tanpa memandang adanya perbedaan yang dikotak-kotakan, maka bisa dikatakan bahwa mereka menerapkan pendidikan untuk semua yang menjamin setiap siswa baik disabilitas maupun non-disabilitas bisa memperoleh pendidikan yang sama dan diperlakukan sama.

Ketiga, Upaya Memfasilitasi dan Mengembangkan Semua Potensi. Untuk menciptakan terciptanya pendidikan yang layak dan bermutu, maka sekolah reguler harus mampu memfasilitasi para siswanya. Sekolah harus berusaha untuk memfasilitasi serta mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh siswanya, baik itu siswa normal maupun siswa disabilitas. Potensi yang dimiliki siswa disabilitas tidak kalah bagus dengan siswa lain, karena para siswa disabilitas pasti memiliki potensi spesial dan bakat-bakat khusus terentu yang mereka pelajari. Maka sekolah reguler yang ingin memiliki siswa berpotensi, tidak salah jika mereka menerima siswa berkebutuhan khusus.

Dan Keempat, Sekolah Reguler sebagai Pelayanan Sosial. Dengan menerima siswa disabilitas, sekolah reguler bukan hanya menjalankan pelayanananya dalam layanan pendidikan, tetapi sekolah reguler juga dapat menerapkan pelayanan sosial sebagai bentuk pemenuhan terhadap hak-hak siswanya dalam upaya memperbaiki hubungan dengan lingkungan sosialnya. Hal ini bisa menjadi penting bagi siswa disabilitas, karena mereka bisa menumbuhkan kembali fungsi sosialnya dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Dengan keempat hal tersebut, pengadaan pendidikan inklusif dinilai penting untuk diselenggarakan di sekolah reguler. Bukan semata-mata mencari peserta didik baru atau siswa baru, namun adanya pendidikan inklusif di sekolah reguler dapat membantu proses berkembangnya persamaan hak belajar bagi setiap warga negara. Dengan adanya sekolah reguler penyelenggara pendidikan inklusif, maka akan membantu negara indonesia untuk menjadi negara inklusi dan negara yang ramah disabilitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun