Kabar meninggalnya Diogo Jota pada 3 Juli 2025 mengejutkan dunia sepak bola. Pemain Liverpool dan timnas Portugal ini tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Cernadilla, Spanyol, saat dalam perjalanan bersama adiknya, Andr Silva. Di usia 28 tahun, Jota sedang berada di puncak karier dan baru saja menikah, menjadikan tragedi ini terasa semakin memilukan.
Jota dikenal bukan hanya karena performanya di lapangan, tetapi juga karena kepribadiannya yang rendah hati. Video terakhir yang diunggahnya di Instagram menunjukkan kebahagiaan usai pernikahan, dengan caption "a day we will never forget." Ungkapan itu kini menjadi ironi pahit, karena hari yang tak terlupakan itu berubah menjadi duka tak berkesudahan bagi keluarga dan penggemarnya.
Dunia sepak bola memberikan penghormatan besar. UEFA menginstruksikan mengheningkan cipta di seluruh laga internasional, sementara berbagai klub dan pemain mengekspresikan kesedihan mereka. Dari Ronaldo hingga Klopp, semua menyuarakan hal yang sama. Jota bukan hanya pemain hebat, tapi juga manusia luar biasa. Ia adalah simbol ketekunan dan kerja keras, yang kini pergi terlalu cepat.
Kecelakaan ini memunculkan diskusi serius tentang keselamatan atlet di luar lapangan. Budaya mengendarai supercar di kalangan pesohor sepak bola memang bukan hal baru, tetapi sering kali kurang diimbangi dengan kesadaran risiko. Tragedi Jota menjadi cermin bahwa tanggung jawab sebagai figur publik juga mencakup aspek keselamatan dan gaya hidup yang bijak.
Warisan Jota tidak hanya tentang gol-gol indah atau gelar juara, seperti Premier League 2024--2025 atau UEFA Nations League bersama Portugal. Ia adalah inspirasi banyak anak muda yang melihat sepak bola sebagai jalan hidup. Kini, kepergiannya membawa pelajaran penting bahwa kehidupan secepat itu bisa berubah, dan keselamatan bukan sesuatu yang bisa dinegosiasikan, betapa pun cemerlangnya masa depan yang sedang dijalani.
Diogo Jota pergi di saat segalanya tampak sempurna. Namun justru di sanalah kita diingatkan, bahwa kemewahan dan kesuksesan tidak menjamin keselamatan. Ia telah memberikan segalanya di lapangan, dan kini, dalam kepergiannya, ia meninggalkan pesan yang jauh lebih besar dari sekadar sepak bola, bahwa hidup ini harus dijalani dengan hati-hati, rendah hati, dan penuh tanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI